Sabtu, 08 Juni 2013
Aku Akan Membopongmu Sampai Kita Tua
~*~ Aku Akan Membopongmu Sampai Kita Tua ~*~
Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku
Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yang cuma berkamar satu
Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil
Jadi kubopong ia memasuki rumah kami
Ia kelihatan malu-malu
Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia
Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu
Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening
Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang
Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut
Ia adalah pegawai sipil
Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang bersamaan
Anak kami sedang belajar di luar negeri
Perkawinan kami kelihatan bahagia
Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka-sangka
Ketika seseorang bernama Dew hadir dalam kehidupanku
Waktu itu adalah hari yang cerah
Aku berdiri di balkon dengan Dew yang sedang merangkulku
Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya
Ini adalah apartemen yang kubelikan untuknya
Dew berkata,
“kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis”
Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku
Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata,
“Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis”
Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu
Aku tahu kalau aku telah menghianati istriku
Tapi aku tidak sanggup menghentikannya
Aku melepaskan tangan Dew dan berkata,
“kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor”
Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya
Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin
Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku
Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka
Sejujurnya ia adalah seorang istri yang baik
Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam
Aku duduk santai didepan TV
Makan malam segera tersedia
Lalu kami akan menonton TV sama-sama
Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dew
Ini adalah hiburan bagiku
Suatu hari aku berbicara dalam guyon,
“seandainya kita bercerai, apa yang akan kau lakukan?”
Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara
Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh dari dirinya
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius
Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku
Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya
Dia kelihatan sedikit curiga
Dia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku
Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya
Sekali lagi, Dew berkata padaku,
”Ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama”
Aku mengangguk
Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi
Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya
“Ada sesuatu yang harus kukatakan”
Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara
Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya
Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa
Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir
“Aku ingin bercerai”
Ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang
Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku,
Tapi ia bertanya secara lembut
”kenapa?”
“Aku serius”
Aku menghindari pertanyaannya
Jawaban ini membuat ia sangat marah
Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku
“Kamu bukan laki-laki!”
Pada malam itu, kami sekali saling membisu
Ia sedang menangis
Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami
Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew
Dengan perasaan yang amat bersalah, aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku
Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian
Aku merasakan sakit dalam hati
Wanita yang telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku
Tapi aku tidak bisa menarik kembali apa yang telah kuucapkan
Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya
Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku
Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi
Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku
Aku melihat ia sedang menulis sesuatu
Karena capek aku segera ketiduran
Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis
Aku tertidur kembali
Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya
Ia tidak menginginkan apapun dariku
Tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya
Dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya
Alasannya sangat sederhana :
Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi
Dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami
Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya
”Apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita?"
Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku
Aku mengangguk dan mengiyakan
“Kamu membopongku dilenganmu”
katanya
“jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu”
Aku menerima dengan senyum
Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis
Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku
Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya
“Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini”
ia mencemooh Kata- katanya membuatku merasa tidak enak
Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu
Kami saling menganggap orang asing
Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama
Kami kelihatan salah tingkah
Anak kami menepuk punggung kami
”Wah, papa membopong mama, mesra sekali”
Kata-katanya membuatku merasa sakit
Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan dirinya dalam lenganku
Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut
”mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita”
Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang
Aku melepaskan ia di pintu
Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor
Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah
Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi di bajunya
Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini
Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi
Beberapa kerut tampak di wajahnya
Pada hari ketiga, ia berbisik padaku
“kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana”
Hari keempat, ketika aku membangunkannya
Aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku
Bayangan Dew menjadi samar
Pada hari kelima dan keenam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal
Seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika
Aku harus hati-hati saat memasak, dll
Aku mengangguk
Perasaan kedekatan terasasemakin erat
Aku tidak memberitahu Dew tentang hal ini
Aku merasa begitu ringan membopongnya
Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat
Aku berkata padanya,
“kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang”
Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar
Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok
Lalu ia melihat
“semua pakaianku kebesaran”
Aku tersenyum
Tapi tiba-tiba aku menyadarinya, sebab ia semakin kurus
itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat
Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati
Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit
Tanpa sadar ku sentuh kepalanya
Anak kami masuk pada saat tersebut
“Pa, sudah waktunya membopong mama keluar”
Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yang penting
Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat
Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir
Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras
Tangannya memegangku secara lembut dan alami
Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami
Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih
Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat
Anak kami telah kembali ke sekolah
Ia berkata,
“sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua”
Aku memeluknya dengan kuat dan berkata
“antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”
Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya
Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah
Aku menaiki tangga
Dew membuka pintu
Aku berkata padanya
” Maaf Dew, aku tidak ingin bercerai. Aku serius”
Ia melihat kepadaku, kaget
Ia menyentuh dahik
“Kamu tidak demam”
Kutepiskan tanganya dari dahiku
“Maaf Dew, aku cuma bisa bilang maaf padamu, aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”
Dew tiba-tiba seperti tersadar
Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak
Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor
Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga
Ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku
Penjualnya bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan?
Aku tersenyum dan menulis
“Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua"
oOo
Banyak diantara kita yang memiliki pengharapan mendapatkan cinta sejati dari pasangan
Cinta yang tidak akan pudar, tidak lekang oleh waktu
Namun ternyata banyak juga diantara kita yang salah memperlakukan cinta itu
Cinta bisa abadi dan penuh toleransi jika sudah melebur dan berubah menjadi cinta tulus dan ikhlas
Cinta ini akan selalu menghargai keberadaan pasangan, tanpa memberikan syarat apapun
Cinta yang penuh toleransi, penuh pengertian, bahkan penuh maaf atas apa yang terjadi pada pasangan kita
Kita akan mampu berkata,
“Walau kamu menyakiti saya, tetapi saya tetap menyayangimu”
Moral Cerita:
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan
Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan untuk kita
***
Referensi :
Rabu, 30 Januari 2008
http://duniamanusia.blogspot.com/2008/01/whwn-you-divorce-me-carry-me-out-in.html
*
Kamis, 06 Juni 2013
Siapakah Paling Layak Masuk Surga
~*~ Siapakah
Paling Layak Masuk Syurga ~*~
Jika selama hidup aku tak pernah melihat beliau tersenyum
Aku ingin Bunda tersenyum di Syurga
***
Seorang dosen memberi tugas yang unik kepada para
mahasiswanya
"Coba kalian tulis 2-3 orang yang menurut kalian paling layak
masuk surga, terserah kalian mau pilih siapa, Yang jelas kalian harus
menyertakan alasannya mengapa memilih orang tersebut, Minggu depan tugasnya
sudah haru dikumpulkan Ya!"
Perintah pak dosen
***
Seminggu telah berlalu
Ada banyak orang yang disebutkan mahasiswa tadi
Ada yang memilih tokoh agama
Ada yang memilih guru ngajinya
Banyak yang memilih orang tuanya
Semuanya memiliki alasan tersendiri
Umumnya orang-orang yang terpilih memiliki sifat dan
karakteristik yang dianggap baik
Pak dosen hanya tersenyum, Tatkala memeriksa serta membaca
tulisan dari para mahasiswanya tersebut
Bahkan, salah seorang diantara mereka mencantumkan namanya
sendiri sebagai salah seorang yang pantas masuk surga
Sampai akhirnya dia membaca sebuah tulisan
Mendadak mimik mukanya berubah
Berikut petikannya
――――――――――――――――――
BUNDA!
Menurutku beliaulah
yang paling layak masuk surga
Mengapa bundaku,
bukan yang lain?
Aku sadar
Bunda bukanlah orang
yang ideal
Beliau bukan seorang
yang ahli agama
Beliaupun bukan
seorang yang bagus perangainya
Entahlah,
Aku tidak tahu
apakah Bunda bahagia melahirkanku atau tidak
Sebab, sampai aku
sebesar ini,
Bunda belum
sekalipun tersenyum manis kepadaku
Yang ada hanya marah
dan marah
Yang ada hanya wajah
kecut dan masam
Apa pun yang aku
lakukan
Selalu diomelinya
Selalu
dikomentarinya
Selalu salah dalam
pandangannya
Entah apa yang ada
dalam pandangan beliau
Aku tak tahu
Sudah berapa kali
bunda marah
Sampai aku pun
menjadi kebal dengan kemarahannya
Walaupun begitu,
Terkadang hatiku
menangis
MENGAPA BUNDA BEGITU
?
Mengapa Bunda tidak
seperti ibu teman-temanku ?
Yang begitu ramah
Sehingga anaknya
bisa bermanja-manja
Aku pun kasihan sama
Bunda
Betapa tidak enaknya
hidup dalam kemarahan seperti itu
Namun aku sadar
Tiada guna mengeluh
Hanya menambah beban
dan sakit
Aku yakin bahwa
bunda pastinya sayang kepadaku
Hanya saja cara
menyampaikannya yang berbeda
Bukankah aku bisa
jadi sebesar ini karena jasa Bunda juga?
Bukankah aku bisa
sekolah, bisa kuliah adalah jasa Bunda ?
Karena itu,
Setulus hati aku
mengatakan BUNDA ADALAH ORANG YANG PALING LAYAK MASUK SURGA!
Itulah harapan
terbesarku
Kasihnya tampa batas
MENGAPA?
JIKA SELAMA HIDUP
AKU TIDAK PERNAH MELIHAT BELIAU TERSENYUM
AKU INGIN BISA
MELIHAT BUNDA TERSENYUM DI SURGA KELAK
Ya Tuhan
Cukup sudah kiranya
penderitaan Bundaku di dunia
Janganlah Engkau
tambahkan lagi penderitaannya di akhirat
Ya Tuhan
Aku ingin melihat
Bunda tersenyum
Walau hanya sekali
saja...!!!
***
Referensi :
Rabu, 05 Oktober 2011
Oleh : Eman Sulaiman
Kembanganggrek2.blogspot.com
Dinukil dari "Mengantar Ginjal ke Surga"
*
Minggu, 02 Juni 2013
Kisah Anak Yang Mencoret Mobil Ayahnya
-=* Kisah Anak Mencoret
Mobil Ayahnya *=-
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota
besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja
Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia 3,5
tahun
Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya
karena sibuk bekerja di dapur
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan diatas buaian yang dibeli
ayahnya, lalu memetik bunga dan yang lainnya
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat
Sang gadis kecil pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya
diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak
kelihatan
Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya
Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak
jelas
Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan
kreativitasnya
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja, karena
ingin menghindari macet
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan, maka ia
beralih ke sebelah kiri mobil
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan
ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya
Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu
rumah
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu
melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama
lunasnya
Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus
menjerit
“Kerjaan siapa ini…!!!”
Teriak sang ayah
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari
keluar
Dia juga beristighfar
Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah
bengis tuannya
Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus
mengatakan
“Saya tidak tahu…tuan”
Jawab si bibi
“Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?”
hardik si isteri lagi
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari
keluar dari kamarnya
Dengan penuh manja dia berkata
“Dita yang buat gambar itu ayahhh… cantik…kan!”
katanya sambil memeluk ayahnya, bermanja seperti biasa
Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang
ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke
telapak tangan anaknya
Si anak yang tak mengerti apa-apa menagis kesakitan, pedih
sekaligus ketakutan
Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang
tangan anaknya
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja
Seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang
dikenakan pada sang anak
Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa…
Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian
ganti tangan kiri anaknya
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu
rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan
si anak yangg luka-luka hingga berdarah
Pembantu rumah memandikan anak kecil itu
Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis
Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat
luka-lukanya itu terkena air
Lalu si pembantu rumah menidurkannya
Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu
rumah
***
Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak
Pembantu rumah mengadu ke majikannya
“Oleskan obat saja!”
jawab bapak si anak
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang
menghabiskan waktu dikamar pembantu
Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya
***
Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya,
sementara si ibu juga begitu
Meski setiap hari bertanya kepada pembant rumah
“Dita demam, Bu”
jawab pembantunya ringkas
“Kasih minum panadol aja ”
jawab si ibu
Sebelum si ibu masuk kamar tidur, dia menjenguk kamar
pembantunya
Saat dilihat anaknya, Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia
menutup lagi pintu kamar pembantunya
***
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya
bahwa suhu badan Dita terlalu panas
“Sore nanti kita bawa ke klinik..
Pukul 5.00 sudah siap”
kata majikannya itu
Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik
Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena
keadaannya sudah serius
Setelah beberapa hari di rawat inap, dokter memanggil bapak dan
ibu anak itu
“Tidak ada pilihan…”
kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak
itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah terinfeksi akut
“Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua
tangannya harus dipotong dari siku ke bawah”
kata dokter itu
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar
kata-kata itu
Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat
dikatakan lagi
Si ibu meraung merangkul si anak
Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah
bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan
Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan
habis, si anak menangis kesakitan
Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa
putih
Ditatapnya muka ayah dan ibunya
Kemudian ke wajah pembantu rumah
Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis
Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan
air mata
“Ayah… ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi… Dita ga mau
lagi ayah pukul… Dita ga mau jahat lagi…
Dita sayang ayah… sayang ibu”
katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa
sedihnya
“Dita juga sayang Mbok Narti…”
katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat
wanita itu meraung histeris
“Ayah… kembaliin tangan Dita, Untuk apa diambil…
Dita janji ga akan mengulanginya lagi!
Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?
Bagaimana Dita mau main nanti?
Dita janji ga akan nyoret-nyoret mobil lagi,”
katanya berulang-ulang
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya
Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah
terjadi tiada manusia dapat menahannya
Nasi sudah jadi bubur
Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa
kedua tangan dan ia masih belum mengerti, mengapa tangannya tetap harus
dipotong meski sudah minta maaf…
***
Tahun demi tahun kedua orangtua tersebut menahan kepedihan
dan kehancuran batin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan
kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yang tak bertepi
Namun… si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya
tersebut tetap hidup tegar, bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya…
***
Anak adalah harta yang tak ternilai
Keluarga adalah satu dari banyaknya keagungan karya alam
Dan anak adalah bagian dari Anugerah-Nya
Kehidupan, cinta dan canda tawa, sebuah hadiah yang takkan
ternilai bagi anak-anak kita
Jangan jadikan amarah sebagai luapan hasil akhir pada sang
anak
Jangan dibutakan hawa nafsu karna itu akan menutup akal
pemikiran kita
Berpikirlah dengan bijak dan tenang
Marah berawal dari kebodohan dan berakhir dengan penyesalan
Jagalah amarahmu sahabatku
Sucikan hati …
Sucikan pemikiran …
Sucikan jalan kehidupan …
Bersihkan hati dari iri dengki
Salinglah maaf memaafkan terhadap sesama
Semoga dg Ramadhan yang semakin dekat ini,
Diri dan hati kita menjadi lebih fitrah
Semoga Allah mempertemukan kita semua dengan bulan yang
mulia ini,
Melarutkan kita dalam kelezatan beribadah
Dan bermunajat kepada-Nya, menangisi dosa dan kesalahan kita
Ya Allah Ya Rabbi
Pertemukanlah kami dengannya
Ramadhan-Mu
Bulan pernah berkah, hikmah dan ampunan-Mu
Aamiin yaa rabbal àlamin
***
Sumber :
Dikutip dari milis EMBA, dan debritto
*
Langganan:
Postingan (Atom)