Minggu, 05 Mei 2013
Kalau Sudah Tiada Baru Terasa
-=* Kalau Sudah Tiada Baru Terasa *=-
"Kalau sudah tiada baru terasa!
Bahwa kehadirannya sungguh berharga"
demikian lirik lagu Bang Haji Oma Irama
Terkadang kehadiran seseorang baru berarti bagi kita ketika orang tersebut sudah tiada, jauh, menghilang dan pergi meninggalkan kita
Sama halnya dengan sesuatu yang lain
Yang berharga bagi kita, ternyata keberhargaannya baru terasa ketika sesuatu itu sudah tak lagi kita miliki
Memang penyesalan selalu datang terlambat!
Sebagaimana betapa berharganya seseorang atau sesuatu
Ketika itu semua sudah tiada kita miliki lagi,
Sudah menjauh dan sudah meninggalkan kita
Kita baru tersentak-termenung, mungkin
menangis dan menyesali
Padahal, ketika sesorang atau sesuatu masih ada di dekat kita,
Masih terlihat dan masih kita rasakan keberadaannya
Mungkin kita tak memedulikan, cuek atau dalam beberapa hal tak jarang malah menyakitinya
――――――――――――
――――――――――――
Saya ingin berbagi kisah
Kisah tentang penyesalan seorang anak
Anak itu mungkin saja bisa saya, anda dan kita semua!
Ketika kecil,
Kita dibuai dan dibelai lembut
Ibarat kata Ibuku...
"membesarkan kita itu dari telapak kaki masih selebar dua jari"
(artinya membesarkan kalian itu [anak-anaknya] dari telapak kaki masih selebar dua jari tangan)
Ketika beranjak remaja
Kita di asuh, dimanja, mungkin juga dimarahi (baca: dinasehati karena sayang) dan termasuk diberi pendidikan, agar menjadi orang berguna serta dapat menjalani hidup dengan layak!
Seperti kata Ayahku...
(Yang artinya sudahlah kami ini [orang tua] tidak sekolah, jangan sampai kalian juga tidak bersekolah, Kalian harus lebih pintar)
Semakin beranjak dewasa kita, bahkan tamatlah sudah pendidikan kita, mampu sudah mandiri dan survive dalam kehidupan!
Sekarang kita berada jauh dari keduanya!
Saking sibuknya kita,
bahkan mungkin hanya setahun sekali kita pulang menjenguknya, itupun pada hari raya
Betapa berbinar dan berkaca-kaca mata mereka melihat anak-anaknya kembali pulang
Terlebih lagi menjadi orang yang "berhasil"
Semakin jauh kita melangkah, mungkin sebagian dari kita ada yang sukses besar dan ternama
Semakin sibuk kita, bahkan kalau sebelumnya masih sempat kita pulang mengunjungi setahun sekali
Kali ini tiada waktu lagi karena kepadatan jadwal dan aktivitas kita
Suatu waktu ada kabar dari tanah kelahiran kita, bahwa keduanya atau salah satu darinya rindu hendak bertemu
Tapi kita hanya bilang,
"maaf Bu, maaf Pak, ... Aku lagi sibuk, pekerjaanku menumpuk!"
Kemudian, datang lagi berita berikutnya...
kali ini keduanya atau salah satu diantaranya sedang sakit dan mengharapkan kita hadir menjenguknya
Bukan sekedar menjenguk,
Tapi karena mereka rindu sekali pada wajah anak-anaknya!
Mereka rindu keceriaan masa kecil dan senyum polos anak-anaknya
Atau rindu dengan perhatian anak-anaknya
Rindu pada perhatian dan kasih sayang yang seperti pernah mereka berikan pada kita!
Namun, kita beralasan,
"waduh Bu, waduh Pak, sekarang tak bisa menjenguk.
Ada pekerjaan yang mendesak dan harus diselesaikan, kalau tidak proyek/karir-ku jabatan/posisi-ku akan terancam"
Tiba-tiba datang kabar dari kampung halaman kita...
"orang tuamu sudah berpulang nak!"
Dengan terburu-buru, bergegas kita pulang!
Sesampainya,
Kita hanya melihat jasadnya atau pusaranya
Menangis tersedulah kita,
Menyesal betapa kita sia-siakan waktu yang ada
Menyesal betapa kita merasa tak pernah membahagiakan orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita
Baru kita tersedar dan berurai air mata
Betapa kita kehilangan mereka
Betapa terasa kehilangan itu membuat hancur jiwa dan mendatangkan penyesalan yang tak terobati seumur hidup kita
――――――――――――
――――――――――――
Lakukanlah apa yang masih sempat ingin dilakukan
Gapailah apa yang masih ingin engkau raih
Selagi masih ada waktu
Selagi masih ada kesempatan
Sebelum hal itu hilang,
Sebelum ia tiada,
Sebelum semua berakhir
♥♥♥
Referensi :
Sabtu 06 Desember 2008
http://kingroodee.blogspot.com/2008/12/kalau-sudah-tiada-baru-terasa-bahwa.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar