-=* Maafkan Aku,
kawan *=-
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun
pasir
Di tengah perjalanan,
mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya
Orang yang kena tampar merasa sakit hati,
Tapi dengan tanpa berkata-kata,
Dia menulis diatas pasir:
“ HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU “
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis
Dimana mereka memutuskan untuk mandi
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba
berenang namun nyaris tenggelam
Dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang,
Dia menulis di sebuah batu:
“HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU”
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya
“Kenapa setelah saya melukai
hatimu, kau menulisnya di atas pasir,
Dan sekarang kamu
menulis di batu?”
Temannya sambil tersenyum menjawab
“Ketika seorang
sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir
Agar angin maaf datang berhembus
dan menghapus tulisan tersebut
Dan bila sesuatu yang
luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita
Agar hal itu tidak bisa hilang tertiup angin
**z@g**
Kesimpulan :
Cerita diatas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca
dibanding diterapkan
Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan hanya
karena sakit hati atas sebuah perbuatan
atau perkataan yang menurut kita keterlaluan
Hingga menyakiti hati kita
Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk merusak, dibanding
begitu banyak kebaikan untuk menjaga
Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya,
Apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati
Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting
adalah
Melihat apakah memang orang yang menyakiti hati kita itu
tidak kita sakiti terlebih dahulu
Bukankah sudah menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas
dendam???
Maka sungguh sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya
terlebih dahulu
Dan dia menginginkan sakit yang sama seperti yang dia
rasakan
Bisa jadi juga sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri
yang salah dalam menafsirkan perkataan
Atau perbuatan teman kita
Bisa jadi kita tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang
dimaksudkannya sebagai gurauan
Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari
muridnya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain
Tapi ini akan sungguh sangat berat
Karena itu beliau mengajari kami untuk menyerahkan sakit itu
kepada Allah
Yang begitu jelas dan pasti mengetahui bagaimana sakit hati
kita
Dengan membaca doa
“Ya Allah
Balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada
kami
Dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan
Ya Allah
Ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang
pernah menyakiti hati kami”
Bukankah Rasulullah pernah berkata,
“Tiga hal diantara akhlak ahli
surga adalah …
* memaafkan orang yang telah
menganiayamu
* memberi kepada orang yang
mengharamkanmu
* dan berbuat baik kepada orang
yang berbuat buruk kepadamu
Karena itu, Saudara-saudaraku
mungkin aku pernah menyakiti hatimu
Dan kau tidak membalas
Dan mungkin juga kau menyakiti hatiku
Karena aku pernah menyakitimu
Namun dengan ijin-Nya,
Aku berusaha memaafkanmu
Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan
Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telah
menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada
Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku
agar aku ADA dihadapan-Nya,
Maka ikhlaskan segala kesalahan-kesalahanku
Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada diriku
Dengan mengadukan kepada Tuhan, bahwa aku telah menyakiti
hatimu
Tolong, sekali pun jangan …
Tolong, maafkan …
Semoga bermanfaat
***
Referensi :
Senin | 06 September 2010
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar