Minggu, 10 Februari 2013

Maafkan Aku, Kawan





-=*  Maafkan Aku, kawan  *=-




Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir
Di tengah perjalanan,
mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya
Orang yang kena tampar merasa sakit hati,
Tapi dengan tanpa berkata-kata,
Dia menulis diatas pasir:
“ HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU “


Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis
Dimana mereka memutuskan untuk mandi

Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam
Dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya

Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang,
Dia menulis di sebuah batu:
“HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU”


Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya
“Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir,
Dan sekarang kamu menulis di batu?”


Temannya sambil tersenyum menjawab
“Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir
Agar  angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut
Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita
Agar  hal itu tidak bisa hilang tertiup angin



**z@g**




Kesimpulan :
Cerita diatas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibanding diterapkan
Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan hanya karena  sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan
Hingga menyakiti hati kita


Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk merusak, dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga



Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya,
Apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati


Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting adalah
Melihat apakah memang orang yang menyakiti hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu
Bukankah sudah menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam???


Maka sungguh sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu
Dan dia menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan


Bisa jadi juga sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalam menafsirkan perkataan
Atau perbuatan teman kita
Bisa jadi kita tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan


Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari muridnya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain
Tapi ini akan sungguh sangat berat
Karena itu beliau mengajari kami untuk menyerahkan sakit itu kepada Allah
Yang begitu jelas dan pasti mengetahui bagaimana sakit hati kita

Dengan membaca doa
“Ya Allah
Balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami
Dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan
Ya Allah
Ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati kami”


Bukankah Rasulullah pernah berkata,
“Tiga hal diantara akhlak ahli surga adalah …
* memaafkan orang yang telah menganiayamu
* memberi kepada orang yang mengharamkanmu
* dan berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadamu


Karena itu, Saudara-saudaraku
mungkin aku pernah menyakiti hatimu
Dan kau tidak membalas
Dan mungkin juga kau menyakiti hatiku
Karena aku pernah menyakitimu

Namun dengan ijin-Nya,
Aku berusaha memaafkanmu

Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan


Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telah menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada


Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku agar aku ADA dihadapan-Nya,
Maka ikhlaskan segala kesalahan-kesalahanku


Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada diriku
Dengan mengadukan kepada Tuhan, bahwa aku telah menyakiti hatimu
Tolong, sekali pun jangan …
Tolong, maafkan …




Semoga bermanfaat



***
Referensi :
Senin | 06 September 2010
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar