~*~ Menangkap Kupu-kupu ~*~
Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga
Ia tampak termenung
Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya
Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya,
namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas
Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapany
Ada orang lain disana
"Sedang apa kau disini anak muda?"
tanya seseorang
Rupanya ada seorang kakek tua
"Apa yang kau risaukan..?"
Anak muda itu menoleh ke samping,
"Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian
Di pandangnya wajah lelah di depannya
Lalu, ia mulai bicara,
"di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan
"Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu"
sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.
Perlahan pemuda itu bangkit
Langkahnya menuju satu arah, taman
Tak berapa lama, dijumpainya taman itu
Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran
Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana
Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.
Anak muda itu mulai bergerak
Anak muda itu mulai bergerak
Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran
Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput
Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain
Ia tak mau kehilangan buruan
Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal
Ia mulai berlari tak beratura
Diterjangnya sana-sini
Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu
Diterobosnya semak dan perdu di sana
Gerakannya semakin liar
Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap
Sang pemuda mulai kelelahan
Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat
Sampai akhirnya ada teriakan,
"Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah."
Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan
Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu
Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu
"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?"
"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?"
Sang Kakek menatap pemuda itu
"Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."
"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."
"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."
Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari
Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan
Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya
(***)
(***)
Sahabatku, mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu
Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari
Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya
Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah
Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya
Namun kita belajar
Namun kita belajar
Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu
Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan
Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu
Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati
Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita
Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh
Sahabatku, cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu
Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita
Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan
Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita
Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh
Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita
Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita
Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya
Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya
Jazakumullah telah membaca cerita ini......
***
Referensi :
Referensi :
Senin, 26 Oktober 2009 @ 19:57
Oleh Fikri Amrullah
*