Minggu, 27 Oktober 2013
Perangkap
~*~ Perangkap ~*~
Sahabatku, saya pernah membaca suatu hal yang menarik tentang perangkap
Suatu sistem yang unik, telah dipakai di hutan-hutan Afrika untuk menangkap monyet yang ada disana
Sistem itu memungkinkan untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup, tak cedera,
agar bisa dijadikan hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika
Caranya sangat manusiawi (hmm...atau mungkin hewani kali ye..hehehe)
Sang pemburu monyet, akan menggunakan sebuah toples berleher panjang dan sempit, dan menanamnya di tanah
Toples kaca yang berat itu berisi kacang, ditambah dengan aroma yang kuat dari bahan-bahan yang disukai monyet-monyet Afrika
Mereka meletakkannya di sore hari, dan mengikat/menanam toples itu erat-erat ke dalam tanah
Keesokan harinya, mereka akan menemukan beberapa monyet yang terperangkap, dengan tangan yang terjulur, dalam setiap botol yang dijadikan jebakan
Tentu, kita tahu mengapa ini terjadi
Monyet-monyet itu tak melepaskan tangannya sebelum mendapatkan kacang-kacang yang menjadi jebakan
Mereka tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples, lalu mengamati, menjulurkan tangan, dan terjebak
Monyet itu, tak akan dapat terlepas dari toples, sebelum ia melepaskan kacang yang di gengamnya
Selama ia tetap mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula ia terjebak
Toples itu terlalu berat untuk diangkat, sebab tertanam di tanah
Monyet tak akan dapat pergi kemana-mana
(***)
Sahabatku, kita mungkin tertawa dengan tingkah monyet itu
Kita bisa jadi terbahak saat melihat kebodohan monyet yang terperangkap dalam toples
Tapi, mungkin, sesungguhnya, kita sedang menertawakan diri kita sendiri
Betapa sering, kita mengengam setiap permasalahan yang kita miliki,
layaknya monyet yang mengenggam kacang
Kita sering mendendam, tak mudah memberikan maaf,
tak mudah melepaskan maaf,
memendam setiap amarah dalam dada,
seakan tak mau melepaskan selamanya
Seringkali, kita, yang bodoh ini, membawa "toples-toples" itu kemana pun kita pergi
Dengan beban yang berat, kita berusaha untuk terus berjalan
Tanpa sadar, kita sebenarnya sedang terperangkap dengan persoalan pribadi yang kita alami
Sahabatku, bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lalu,
dan menatap hari esok dengan lebih cerah?
Bukankah lebih menyenangkan, untuk memberikan maaf bagi setiap orang yang pernah berbuat salah kepada kita?
Karena, kita pun bisa jadi juga bisa berbuat kesalahan yang sama
Bukankah lebih terasa nyaman, saat kita membagikan setiap masalah kepada orang lain, kepada teman, agar di cari penyelesaiannya, daripada terus dipendam?
Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat...
***
Referensi :
Senin, 26 Oktober 2009 @ 19:52
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-perangkap.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar