-=* Kesetiaan Ketika Kita Buta *=-
Seluruh penumpang didalam bus merasa simpati melihat seorang
wanita muda dengan tongkatnya meraba-raba, menaiki tangga bus
Dengan tangannya yang lain dia meraba posisi dimana sopir
berada dan membayar ongkos bus
Lalu berjalan ke dalam bus, mencari-cari bangku yang kosong
dengan tangannya
Setelah yakin bangku yang dirabanya kosong
Dia duduk Meletakkan tasnya diatas pangkuan
Dan satu tangannya masih memegang tongkat
oOo
Satu tahun sudah Yasmin, wanita muda itu mengalami buta
Suatu kecelakaan telah berlaku atasnya, dan menghilangkan
penglihatannya untuk selama-lamanya
Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala harapan dan
cita-cita menjadi sirna
Dia adalah wanita yang penuh dengan ambisi menaklukan dunia
Aktif di segala perkumpulan baik di sekolah, rumah maupun di
linkungannya
Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu kecelakaan itu
dialaminya
Kegelapan, frustrasi dan rendah diri tiba-tiba saja
menyelimuti jiwanya
Hilang sudah masa depan yang selama ini dicita-citakan
Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yang sanggup
menolongnya, selalu membisiki hatinya
“Bagaimana ini bisa
terjadi padaku?”
Dia menangis, Hatinya protes, diliputi kemarahan dan
keputusasaan
Tapi, tak peduli sebanyak apapun dia mengeluh dan menangis
Sebanyak apapun dia protes
Sebanyak apapun dia berdoà dan memohon
Dia harus tahu, Penglihatannya takkan kembali
Diantara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih
beruntung
Karena mempunyai suami yang begitu penyayang dan setia
Burhan namanya
Burhan adalah seorang prajurit TNI biasa yang bekerja
sebagai security disebuah perusahaan
Dia mencintai Yasmin dengan seluruh hatinya
Ketika mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa
cintanya tidaklah berkurang
Justru perhatiannya makin bertambah, ketika dilihatnya
Yasmin tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan
Burhan ingin menolong, mengembalikan rasa percaraya diri
Yasmin
Seperti ketika Yasmin belum menjadi buta
Burhan tahu, ini adalah perjuangan yang tidak mudah
Butuh extra waktu dan kesabaran yang tidak sedikit
Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja diperusahaannya
Dia berhenti dengan terhormat
Burhan mendorongnya supaya belajar huruf Braile
Dengan harapan, suatu saat bisa berguna untuk masa depan
Tapi bagaimana Yasmin bisa belajar?
Sedangkan untuk pergi kemana-mana saja selalu diantar
Burhan?
Dunia ini begitu gelap,
Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan
Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke
tempat kerja dan kemana saja sendirian
Tapi kini, ketika buta, apa sanggup dia naik bus sendirian?
Berjalan sendirian?
Pulang-pergi sendirian?
Siapa yang akan melindunginya, ketika sendirian?
Begitulah yang berkecamuk didalam hati Yasmin yang putus asa
Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yang sedang frustasi dengan
sabar
Dia merelakan dirinya untuk mengantar Yasmin ke sekolah,
dimana Yasmin musti belajar huruf Braile
Dengan kesabaran Burhan menuntun Yasmin menaiki bus kota
menuju sekolah yang dituju
Dengan susah payah dan tertatih-tatih, Yasmin melangkah
bersama tongkatnya
Sementara Burhan berada di sampingnya
Selesai mengantar Yasmin dia menuju tempat dinas
Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan
mengantar dan menjemput Yasmin
Lengkap dengan seragam dinas security
Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin selamanya
Yasmin harus diantar;
pulang dan pergi
Bagaimanapun juga, Yasmin harus bisa mandiri
Tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya
Sebab dia juga punya pekerjaan yang harus dijalaninya
Dengan hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin
tak tersinggung dan merasa dibuang
Sebab Yasmin, bagaimanapun juga masih terpukul dengan
musibah yang dialaminya
Seperti yang diramalkan Burhan, Yasmin histeris mendengar itu
Dia merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan
“Saya buta, tak bisa
melihat!”
teriak Yasmin
“Bagaimana saya bisa
tahu, saya ada dimana?
Kamu telah benar-benar
meninggalkan saya”
Burhan hancur, hatinya mendengar itu
Tapi dia sadar apa yang musti dilakukan
Mau tak mau Yasmin musti terima
Musti mau menjadi wanita yang mandiri
Burhan tak melepas begitu saja Yasmin
Setiap pagi, dia mengantar Yasmin menuju halte bus
Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat
sendiri ke halte
Berjalan dengan tongkatnya
Burhan menasehatinya agar mengandalkan indera
pendengarannya, dimanapun dia berada
Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri,
Dengan tenang Burhan pergi ke tempat dinas
Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama ini dia
mempunyai suami yang begitu setia dan sabar dalam membimbingnya
Memang tak mungkin bagi Burhan untuk terus selalu menemani
setiap saat ke manapun dia pergi
Tak mungkin juga selalu diantar ke tempatnya belajar
Sebab Burhan juga punya pekerjaan yang harus dilakoni
Dan dia adalah wanita yang dulu, sebelum buta
Tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita yang tak bisa
diam saja
Kini dia harus menjadi Yasmin yang dulu
Yang tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja dan
belajar
oOo
Hari-hari pun berlalu
Dan sudah beberapa minggu Yasmin menjalani rutinitasnya
belajar, dengan mengendarai bus kota sendirian
Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus
berkata,
“saya sungguh iri
padamu”
Yasmin tidak yakin
Kalau sopir itu bicara padanya
“Anda bicara pada
saya?”
Tanya Yasmin
“Ya”
jawab sopir bus
“Saya benar-benar iri
padamu”
Ucap sang sopir kembali
Yasmin kebingungan, heran dan tak habis pikir
Bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, wanita buta, yang
berjalan terseok-seok dengan tongkatnya hanya sekedar mencari keberanian
mengisi sisa hidupnya, dapat membuat orang lain merasa iri?
“Apa maksud anda?”
Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu
“Kamu tahu”
jawab sopir bus
“Setiap pagi, sejak
beberapa minggu ini,
Seorang lelaki muda dengan
seragam militer selalu berdiri di sebrang jalan
Dia memperhatikanmu dengan
harap-harap cemas, ketika kamu menuruni tangga bus
Dan ketika kamu
menyebrang jalan,
Dia perhatikan
langkahmu dan bibirnya tersenyum puas begitu kamu telah melewati jalan itu
Begitu kamu masuk
gedung sekolahmu
Dia meniupkan
ciumannya padamu
Memberimu salut, dan
pergi dari situ
Kamu sungguh wanita
beruntung, memiliki seseorang yang begitu memperhatikan dan melindungimu”
Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin
Walaupun dia tidak melihat orang tersebut, dia yakin dan
merasakan kehadiran Burhan disana
Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung,
bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yang lebih berharga
dari penglihatan
Sebuah pemberian yang tak perlu untuk dilihat;
Kasih sayang yang membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan
**z@g**
Kita ibarat orang buta yang diperintahkan bekerja dan
berusaha
Kita adalah orang buta yang diberi semangat untuk terus
hidup dan bekerja
Kita tak bisa melihat Tuhan dan malaikat
Tapi Dia terus membimbing
Dia memompa semangat kita
Dan tersenyum puas Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA
Sudah sadarkah kita akan hal demikian ?
Maka, bersyukurlah kamu atas nikmat yang telah diberikan-Nya
Agar nikmat itu dapat dilipat gandakan
Salam ukhuwah fillah …
***
Referensi :
Januari 2011
Oleh Diatas Sajadah Cinta
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar