Senin, 25 Maret 2013

Kesetiaan Dikala Buta






-=*  Kesetiaan Ketika Kita Buta  *=-



Seluruh penumpang didalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda dengan tongkatnya meraba-raba, menaiki tangga bus

Dengan tangannya yang lain dia meraba posisi dimana sopir berada dan membayar ongkos bus
Lalu berjalan ke dalam bus, mencari-cari bangku yang kosong dengan tangannya

Setelah yakin bangku yang dirabanya kosong
Dia duduk Meletakkan tasnya diatas pangkuan
Dan satu tangannya masih memegang tongkat



oOo



Satu tahun sudah Yasmin, wanita muda itu mengalami buta
Suatu kecelakaan telah berlaku atasnya, dan menghilangkan penglihatannya untuk selama-lamanya

Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala harapan dan cita-cita menjadi sirna

Dia adalah wanita yang penuh dengan ambisi menaklukan dunia
Aktif di segala perkumpulan baik di sekolah, rumah maupun di linkungannya


Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu kecelakaan itu dialaminya
Kegelapan, frustrasi dan rendah diri tiba-tiba saja menyelimuti jiwanya
Hilang sudah masa depan yang selama ini dicita-citakan

Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yang sanggup menolongnya, selalu membisiki hatinya

“Bagaimana ini bisa terjadi padaku?”
Dia menangis, Hatinya protes, diliputi kemarahan dan keputusasaan


Tapi, tak peduli sebanyak apapun dia mengeluh dan menangis
Sebanyak apapun dia protes
Sebanyak apapun dia berdoà dan memohon
Dia harus tahu, Penglihatannya takkan kembali


Diantara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung
Karena mempunyai suami yang begitu penyayang dan setia

Burhan namanya
Burhan adalah seorang prajurit TNI biasa yang bekerja sebagai security disebuah perusahaan
Dia mencintai Yasmin dengan seluruh hatinya


Ketika mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa cintanya tidaklah berkurang
Justru perhatiannya makin bertambah, ketika dilihatnya Yasmin tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan


Burhan ingin menolong, mengembalikan rasa percaraya diri Yasmin
Seperti ketika Yasmin belum menjadi buta

Burhan tahu, ini adalah perjuangan yang tidak mudah
Butuh extra waktu dan kesabaran yang tidak sedikit
Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja diperusahaannya

Dia berhenti dengan terhormat
Burhan mendorongnya supaya belajar huruf Braile
Dengan harapan, suatu saat bisa berguna untuk masa depan

Tapi bagaimana Yasmin bisa belajar?
Sedangkan untuk pergi kemana-mana saja selalu diantar Burhan?


Dunia ini begitu gelap,
Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan


Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat kerja dan kemana saja sendirian
Tapi kini, ketika buta, apa sanggup dia naik bus sendirian?
Berjalan sendirian?
Pulang-pergi sendirian?
Siapa yang akan melindunginya, ketika sendirian?

Begitulah yang berkecamuk didalam hati Yasmin yang putus asa
Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yang sedang frustasi dengan sabar

Dia merelakan dirinya untuk mengantar Yasmin ke sekolah, dimana Yasmin musti belajar huruf Braile
Dengan kesabaran Burhan menuntun Yasmin menaiki bus kota menuju sekolah yang dituju
Dengan susah payah dan tertatih-tatih, Yasmin melangkah bersama tongkatnya
Sementara Burhan berada di sampingnya



Selesai mengantar Yasmin dia menuju tempat dinas
Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan mengantar dan menjemput Yasmin


Lengkap dengan seragam dinas security
Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin selamanya Yasmin harus diantar;
pulang dan pergi


Bagaimanapun juga, Yasmin harus bisa mandiri
Tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya
Sebab dia juga punya pekerjaan yang harus dijalaninya


Dengan hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin tak tersinggung dan merasa dibuang
Sebab Yasmin, bagaimanapun juga masih terpukul dengan musibah yang dialaminya


Seperti yang diramalkan Burhan, Yasmin histeris mendengar itu
Dia merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan

“Saya buta, tak bisa melihat!”
 teriak Yasmin

“Bagaimana saya bisa tahu, saya ada dimana?
Kamu telah benar-benar meninggalkan saya”


Burhan hancur, hatinya mendengar itu
Tapi dia sadar apa yang musti dilakukan

Mau tak mau Yasmin musti terima
Musti mau menjadi wanita yang mandiri


Burhan tak melepas begitu saja Yasmin
Setiap pagi, dia mengantar Yasmin menuju halte bus
Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat sendiri ke halte
Berjalan dengan tongkatnya

Burhan menasehatinya agar mengandalkan indera pendengarannya, dimanapun dia berada

Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri,
Dengan tenang Burhan pergi ke tempat dinas

Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama ini dia mempunyai suami yang begitu setia dan sabar dalam membimbingnya


Memang tak mungkin bagi Burhan untuk terus selalu menemani setiap saat ke manapun dia pergi
Tak mungkin juga selalu diantar ke tempatnya belajar
Sebab Burhan juga punya pekerjaan yang harus dilakoni

Dan dia adalah wanita yang dulu, sebelum buta
Tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita yang tak bisa diam saja


Kini dia harus menjadi Yasmin yang dulu
Yang tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja dan belajar



oOo



Hari-hari pun berlalu
Dan sudah beberapa minggu Yasmin menjalani rutinitasnya belajar, dengan mengendarai bus kota sendirian


Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus berkata,
“saya sungguh iri padamu”


Yasmin tidak yakin
Kalau sopir itu bicara padanya


“Anda bicara pada saya?”
Tanya Yasmin

“Ya”
jawab sopir bus


“Saya benar-benar iri padamu”
Ucap sang sopir kembali

Yasmin kebingungan, heran dan tak habis pikir
Bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, wanita buta, yang berjalan terseok-seok dengan tongkatnya hanya sekedar mencari keberanian mengisi sisa hidupnya, dapat membuat orang lain merasa iri?


“Apa maksud anda?”
Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu


“Kamu tahu”
jawab sopir bus

“Setiap pagi, sejak beberapa minggu ini,
Seorang lelaki muda dengan seragam militer selalu berdiri di sebrang jalan
Dia memperhatikanmu dengan harap-harap cemas, ketika kamu menuruni tangga bus
Dan ketika kamu menyebrang jalan,
Dia perhatikan langkahmu dan bibirnya tersenyum puas begitu kamu telah melewati jalan itu

Begitu kamu masuk gedung sekolahmu
Dia meniupkan ciumannya padamu
Memberimu salut, dan pergi dari situ

Kamu sungguh wanita beruntung, memiliki seseorang yang begitu memperhatikan dan melindungimu”


Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin
Walaupun dia tidak melihat orang tersebut, dia yakin dan merasakan kehadiran Burhan disana

Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung,
bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yang lebih berharga dari penglihatan
Sebuah pemberian yang tak perlu untuk dilihat;
Kasih sayang yang membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan



**z@g**



Kita ibarat orang buta yang diperintahkan bekerja dan berusaha
Kita adalah orang buta yang diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja

Kita tak bisa melihat Tuhan dan malaikat
Tapi Dia terus membimbing
Dia memompa semangat kita
Dan tersenyum puas Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA


Sudah sadarkah kita akan hal demikian ?
Maka, bersyukurlah kamu atas nikmat yang telah diberikan-Nya
Agar nikmat itu dapat dilipat gandakan

Salam ukhuwah fillah …


***
Referensi :
Januari 2011
Oleh Diatas Sajadah Cinta
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar