-=* Membeli
Waktu Ayah *=-
ﺑِــــﺴْﻢِ
ﭐﻟﻠَّـــﻪِ ﭐﻟـﺮَّﺣْـﻤٰـﻦِ ﭐﻟﺮَّﺣِﻴــــﻢِ
“Ayah, Aku ingin Membeli Waktumu” kata seorang anak
Seperti biasa (sebut saja) Rudi kepala cabang di sebuah
perusahaan swasta terkemuka di Jakarta
Rudi tiba di rumahnya pada pukul 9 malam
Tidak seperti biasanya,
Imran putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang
membukakan pintu
Ia nampaknya sudah menunggu ayahnya cukup lama
“Kok belum tidur?”
Sapa Rudi sambil mencium anaknya
Biasanya Imran memang sudah lelap ketika ia pulang
Dan baru bangun ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari
Sambil mengikuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imran
menjawab,
“Aku nunggu ayah pulang, Soalnya aku mau tanya berapa sih gaji ayah?”
“Lho tumben kok nanya gaji ayah?
Mau minta uang lagi ya?”
jawab Rudi
“Ah enggak, cuma pingin tau aja,”
kata Imran
“Oke, Kamu boleh hitung sendiri,
Setiap hari ayah bekerja sekitar 10 jam
Dan dibayar Rp 400.000,-
Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja
Jadi gaji ayah dalam satu bulan berapa hayoo?”
Imran berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja
belajar,
Sementara ayahnya melepas sepatu
Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk ganti pakaian,
Imran berlari mengikutinya
“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam,
Berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,”
Kata Imran
“Wah pinter kamu,
Sudah sekarang cuci kaki terus tidur”
Perintah Rudi
Tapi Imran tidak beranjak
Sambil menyaksikan ayahnya ganti pakaian,
Dia kembali bertanya,
“Ayah aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?”
“Sudah, nggak usah macam-macam lagi.
Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek,
Ayah mau mandi dulu,
Kamu cepet tidur dulu sana”
Jawab Rudi
“Tapi ayah ……”
Timpal Imran
Kesabaran Rudi pun habis
“Ayah bilang tidur!”
Perkataan itu mengejutkan Imran
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya
Usai mandi, Rudi nampak menyesali perkataannya tadi
Ia pun menengok Imran di kamarnya
Anak kesayangannya itu didapatinya sedang bicara pelan
sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya
Sambil berbaring dan mengelus kepala si bocah kecil itu,
Rudi berkata
“Maafkan ayah ya nak.
Ayah sayang sama Imran
Buat apa sih minta uang malam-malam begini?
Kalau mau beli mainan besok 'kan bisa
Jangankan Rp 5.000,-, lebih dari itu pun ayah kasih”
“Ayah, aku nggak minta uang,
Aku pinjam, Nanti aku balikin kalau aku sudah menabung lagi dari uang
jajanku selama seminggu”
Jawab Imran
“Iya iya, tapi buat
apa?”
Tanya Rudi dengan lembut
“Aku menuggu ayah dari jam 8
Aku mau ajak ayah main
30 menit saja
Ibu sering bilang kalau waktu ayah itu sangat berharga
Jadi aku mau beli waktu ayah
Aku buka tabunganku ada Rp 15.000,-
Tapi karena ayah bilang satu jam ayah dibayar Rp 40.000,-, jadi kalau
setengah jam Rp 20.000,-
Uang tabunganku kurang Rp 5.000,-
Makanya aku mau pinjam dari ayah”
Kata Imran dengan polos
Rudi pun terdiam,
Ia kehilangan kata-kata
Kemudian,
Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat
Begitu berharganyakah waktu dalam kehidupan kita,
Hingga kita lupa bahwa anak membutuhkan kasih sayang dari
kita,
Sebagai orang tuanya
Duhai Sahabat
Ingat, jangan lupakan anakmu
Ingat, jangan lupakan anakmu
Sungguh … mereka sejatinya tidak membutuhkan harta
Melainkan kasih sayang dari keluarga tercintanya
Semoga bermanfaat
Dan dapat memberikan gambaran arti hidup,
Bahwa kebahagiaan itu cukup bisa didapat dg hal-hal yang
sederhana
Berkumpul, tertawa bersama
Membagi kasih kepada keluarga
Itulah arti bahagia yang sesungguhnya
Janganlah pernah engkau dibutakan akan kebahagiaan duniawi,
Karena itu hanyalah sementara
Salam santun
Motivasi membangun
Berbagi berkah bahagia dan senyuman
Keep Speeret !
***
Referensi :
Minggu | 26 Desember 2010
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar