Sabtu, 18 Mei 2013

Kisah Pohon Mangga






~*~  Kisah Pohon Mangga  ~*~




Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon mangga besar dan seorang anak lelaki kecil yang senang bermain-main di bawah pohon mangga itu setiap harinya

Ia senang memanjat hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di rindang daun-daunnya


Anak lelaki itu sangat mencintai pohon mangga itu
Demikian pula sebaliknya pohon mangga itu sangat mencintai anak kecil itu


Waktu terus berlalu....
Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon mangga itu setiap harinya


Suatu hari ia mendatangi pohon mangga

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku”
pinta pohon mangga itu

“Aku bukan anak kecil lagi yang bermain-main dengan pohon mangga lagi!”
jawab anak lelaki itu


“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya”
keluh si anak yang beranjak dewasa itu


Pohon mangga itu menjawab,
“Duh, maaf aku tak punya uang..... tetapi kau boleh mengambil semua buah manggaku dan menjualnya. Kau bisa membeli mainan yang kau inginkan”




Anak lelaki itu dengan gembira mengambil semua buah mangga dan menjualnya
Dia sangat gembira....
Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi
Pohon mangga itu kembali sedih



Suatu hari anak lelaki itu datang lagi
Pohon mangga sangat senang melihatnya datang

“Ayo bermain-main denganku lagi”
kata pohon mangga


“Aku tak punya waktu!”,
jawab anak lelaki itu


“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
Pinta sang anak



“Duh Maaf, aku tak memiliki rumah, tetapi kau boleh menebang seluruh dahan dan rantingku untuk membangun rumahmu”
kata pohon mangga


Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon mangga itu dan pergi dengan gembira


Pohon mangga itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang
Tetapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi
Pohon mangga itu merasa kesepian dan sedih


Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi
Pohon mangga itu merasa sangat bersuka cita menyambutnya

“Ayo bermain-main lagi denganku”
kata pohon mangga


“Aku sedih”
kata anak lelaki itu


“Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”
Pita si anak itu lagi



“Duh maaf, aku tak punya kapal, tapi kau boleh menebang batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah”



Kemudian anak lelaki itu memotong batang pohon mangga itu dan membuat kapal yang diidamkannya
Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon mangga itu


*****

Setelah bertahun-tahun kemudian akhirnya anak lelaki itu datang lagi menemui pohon mangga itu

“Maaf anakku”
kata pohon mangga itu

“Aku sudah tak punya buah lagi untukmu”
keluh si pohon mangga



“Tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah manggamu”,
jawab anak lelaki itu


“Aku juga sudah tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat”
kata pohon mangga itu


“Sekarang aku sudah terlalu tua untuk itu"
jawab anak lelaki.



“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini”
kata pohon mangga itu sambil menitikkan air mata



“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang”
kata anak lelaki


“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu”
ucap sang anak


“Oooh bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”



Anak lelaki tidur berbaring di pelukan akar-akar pohon mangga
Pohon mangga itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air mata



*z@g*



Mungkin Anda berpikir anak lelaki itu telah bertindak sangat jahat terhadap pohon manngga itu
Namun, jika kita berpikir lebih dalam lagi ini adalah cerita tentang kita semua


Pohon mangga itu adalah orang tua kita
Ketika kita kecil, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau kita dalam kesulitan

Tak peduli apa pun, orangtua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan doa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia


Semoga bermanfaat untuk dijadikan sebuah renugan



♥♥♥
Referensi :
http://cahaya165.blogspot.com/2009/10/kisah-pohon-mangga.html
*

Senin, 13 Mei 2013

Pengecut Yang Mau Bunuh Diri



~*~  Pengecut Yang Mau Bunuh Diri  ~*~



Pada suatu hari, tampak seorang pemuda berdiri termangu-mangu di tepi sebuah jembatan dg sungai yang berair deras dibawahnya


Sesekali matanya menerawang jauh
Kemudian dia menarik napas panjang
Jelas kelihatan diwajahnya, ia sedang frustasi dan putus asa

Si pemuda berkata pada dirinya sendiri

“Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi, Aku pernah kaya,  pernah pergi ke tempat-tempat indah diseluruh dunia, Makanan lezat dan kenikmatan yang dapat dibeli oleh orang juga telah aku rasakan, Tetapi ... Sekarang aku sungguh tidak bahagia. Keluargaku berantakkan, anakku meninggal dunia, istriku pun pergi meninggalkan aku
Lalu untuk apa lagi aku hidup di dunia ini???
Biar pun aku masih memiliki harta kekayaan, tetapi hatiku kosong dan menderita!”



Si pemuda tampak bersiap-siap bunuh diri, dengan cara menceburkan diri ke sungai
Tetapi disaat yang bersamaan, datang seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia



“Tuan yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan, Saya doakan semoga tuan selalu sehat dan berumur panjang”
kata si pengemis



Sang pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya, mengambil semua uang yang ada, sambil memberikan kepada si pengemis

Dia berkata,
“Ambilah semua uang ini”


“Semua ini?”
Tanya si pengemis tidak percaya



“Ya, ambillah semua, karena ditempat yang akan aku tuju, aku tidak memerlukannya”
Kata si pemuda sambil mengalihkan pandangannya kearah sungai di bawah jembatan



Si pengemis rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal
Kemudian setelah memegang dan memandangi uang itu sejenak, dia cepeat-cepat mengembalikan uang itu


Pengemis itu berkata,
“Tidak, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut. Ini ... bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu”



Lalu, si pengemis segera pergi dari situ sambil berteriak dengan lantang,
“Selamat tinggal tuan pengecut…!”



Pemuda yang ingin bunuh diri itu terpana kaget
Perasaan puas dan bahagia sejenak yang dirasakan karena bisa memberi, lenyap seketika.

Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, apalagi diakhir hidupnya, tetapi itupun tidak bisa


Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata dengan memberi kepada orang lain, justru dia merasa bahagia
Ini sungguh suatu pengetahuan baru bagi pemuda itu
Setelah itu, dia memandang kearah sungai sekali lagi
Lalu berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis


Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memberitahu bahwa dirinya tidak akan menjadi seorang pengecut

Dia berjanji didalam hati, akan kembali berjuang untuk mendapatkan kebahagian dengan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan



***


Sahabat,
Rasanya begitu mengenaskan, mendengar orang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas
Bahkan tidak jarang, gara-gara masalah sepele, orang bisa mengambil tindakan bodoh


Setiap manusia pasti mengalami masalah-masalah dalam kehidupannya
Akan tetapi, bagaimana pun berat dan besarnya beban hidup, kita harus berani menghadapinya


Semua itu hanya karena satu alasan, yaitu hidup adalah tanggung jawab


Daripada berani mati secara pengecut, jauh lebih bernilai berani hidup secara ksatria
Dan ternyata, kebahagiaan tidak hanya didapat pada saat kita menerima
Kebahagiaan bisa kita dapatkan justru saat kita memberi
^^



Ingatlah,
“Allah tidak akan memberikan beban hidup seseorang, melainkan menurut kadar kemampuannya”
(QS. Al-Baqarah : 233)



“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dg sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"
(QS. Al-Baqarah : 153)



Kenapa kita harus bersabar?
Karena sesungguhnya ...
“Allah mencintai orang-orang yang sabar”
(QS. Ali Imran : 146)


Apa yang akan kita dapat jika kita bersabar?

“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dg pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”
(QS. An-Nahl : 96)



Percayalah bahwa ...

“Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. An Nasyr : 5)



Sesungguhnya Allah memberikan cobaan dan musibah pada hamba-Nya sebagai ujian, sebenarnya justru melepaskan dirinya dari kehancuran, sehingga cobaan itu menjadi nikmat dan karunia Allah yang terbesar baginya ( bagi kita )




***
Referensi :
http://laskarpetir.blogspot.com/2010/04/pengecut-yang-mau-bunuh-diri.html
*

Kisah Pembuang Sepatu




~*~  Kisah Pembuang Sepatu ~*~





Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus

Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga,
salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan

Lalu pintu bus pun tertutup dan bus mulai bergerak,
sehingga ia tidak sempat memungut sepatu yang terlepas tadi


Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela


Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu
dan bertanya kepada si bapak tua


"Aku memperhatikan apa yang dilakukan bapak tadi, Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga ?"
Tanya pemuda itu



"Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya"
Jawab sang bapak itu dengan bijaknya




――――――――――――
――――――――――――




Si bapak tua dalam cerita diatas memahami filosofi dasar dalam hidup

Bahwa :
“Jangan pernah mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya”

Atau

“karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya”



Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup
Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan
Tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yg terjadi dalam hidup kita 



Kalimat diatas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja
Terkadang, kita juga kehilangan hal baik

Ini semua dapat diartikan:
Supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi
Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu


Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya
Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik


"Satu sepatu hilang
Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak
Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi “hadiah yang berharga bagi orang yang menemukan dan membutuhkannya”



“Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik”


Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain


Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya



"Semoga kita menjadi orang yang selalu dapat berpikir bijak
Jangan merasa kalah jika kehilangan sesuatu yang kita cintai

Teruslah berusaha dan pantang mundur
Ber - Semangat lah!"


Ada yang datang
Tentu ada pula yang pergi
Maknai hidup kita agar lebih berarti lagi




♥♥♥ 
Referensi :
Kamis, 25 November 2010
*

Selasa, 07 Mei 2013

Menemukan Kebahagiaan Dan Kegembiraan






Menemukan Kebahagiaan Dan Kegembiraan




Jadi ?
Sudakah kawan menemukan arti dari kata “BAHAGIA” ???

Kini mari kita simak Dialog pendek dibawah 



Seorang pria kaya berpakaian serba mewah datang ke psikiater untuk konsultasi
Ia merasa seluruh hidupnya kosong tak bermakna

Psikiater itu memanggil seorng pria paruh baya, salah seorang petugas di kantornya


"Saya minta Adi untuk menceritakan bagaimana ia menemukan kebahagiaan dan yang harus Bapak lakukan hanya mendengarkan saja"


Adi duduk di kursi dan sang kakek bercerita


"Istri saya meninggal karena kanker, Tiga bulan kemudian putra tunggal saya meninggal karena kecelakaan, Saya tak punya siapa pun, Tak ada yang tertinggal
Saya tak bisa tidur, tak bisa makan, tak bisa senyum

Saya bahkan berpikir mau bunuh diri

Lalu suatu malam,
ketika pulang kerja, seekor kucing mengikuti saya
Karena di luar dingin, saya membiarkan anak kucing itu masuk ke dalam rumah

Saya memberinya susu, yang langsung habis diminum
Anak kucing itu mengeong-ngeong dan mengusapkan badannya ke kaki saya

Untuk pertama kalinya dalam bulan itu, saya bisa tersenyum

Saya lalu berpikir,
jika membantu anak kucing bisa membuat saya tersenyum, mungkin melakukan sesuatu untuk orang lain bisa membuat saya bahagia

Jadi, hari berikutnya,
saya membeli kue dan membawa ke tetangga yang sakit, yang terbaring di ranjang dan tak bisa bangun


"Setiap hari saya Mencoba Melakukan Sesuatu yang Baik pada Seseorang"

Melihat mereka bahagia membuat saya bahagia

Hari ini, rasanya tak ada orang yang bisa makan lahap dan tidur pulas seperti saya



Saya menemukan KEBAHAGIAN DAN KEGEMBIRAAN DENGAN MEMBERIKAN KEBAHAGIAN DAN KEGEMBIRAAN pada orang lain"




Mendengar cerita ini, pria kaya itu menangis
Ia punya segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang
Tapi dia kehilangan hal-hal yang tak bisa dibeli dengan uang


Syukur adalah magnet untuk anugerah dan berkat


Bersyukurlah atas apa yang telah dimiliki agar kebahagiaan selalu mengisi kehidupan





"Jangan mencari Kesempurnaan, tapi Sempurnakanlah yang telah ada"


"Jangan fokus pada apa yang Hilang, berfokuslah pada apa yang Masih Dimiliki, sebelum kita menyesal karena kehilangannya"

Buat dirimu bahagia
Ayah dan Ibu mu, Kerabat keluargamu serta sodara, sahabat dan juga teman-teman terbaikmu




♥♥♥ 
Referensi :
Kamis, 01 Desember 2011
oleh Muslimin & Muslimah Indonesia pada 1 Desember 2011 pukul 13:58 

Ketika Aku Sudah Tua







-=*  Ketika Aku Sudah Tua  *=-




Ketika aku sudah tua …
Bukan lagi aku yang semula

Mengertilah …
Bersabarlah sedikit terhadap aku

Ketika pakaianku terciprat sup …

Ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu …

Maka ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarimu


Ketika aku berulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar …
Bersabarlah 'tuk mendengarkannya

Jangan memutus pembicaraanku …



Ketika kau kecil …
Aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan,
Semua itu agar kau tidur



Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku …

Janganlah marah padaku


Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu, mandi ?


Ketika aku tak paham sedikit pun tentang tekhnologi dan hal-hal baru …

Janganlah mengejekku


Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabarnya, menjawab setiap “mengapa” darimu



Ketika aku tak dapat berjalan …

Ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku

Seperti ketika, aku memapahmu saat kau belajar berjalan di waktu kecil



Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita

Berilah aku waktu untuk mengingatnya



Sebenarnya bagiku …
Apa yang dibicarakan tidaklah penting

Asalkan kau hadir disampingku mendengarkan

Aku sudah sangat puas,
Sangat puas …



Ketika kau memandang aku yang mulai menua …

Janganlah sedikitpun berduka


Mengertilah aku …

Dukunglah aku …

Seperti ketika aku menghadapimu …

Ketika engkau mulai belajar menjalani kehidupan



Waktu itu aku memberi petunjuk, bagaimana menjalani kehidupan ini



Sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku



Beri aku cinta-kasih dan kesabaranmu

Aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur


Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga

Selamanya …
Hadir, hanya untukmu




***
Referensi :
Minggu, 21 September 2008 @ 12:49
http://digikidblogs.blogspot.com/2008/09/ketika-aku-sudah-tua.html?m=1
*

Rahasia Kematian





~*~  Maut, Tidak Datang Mengetuk Terlebih Dahulu  ~*~




".... Yang tiada kamu minta mundur daripadanya,
barang sesaat pun tidak (pula) kamu dapat meminta di ajukan"


.... Masih dari siaran Ath-Thanthawi,
dikatakan bahwa sebuah bus penuh sesak dengan penumpang


Sopirnya selalu menoleh ke kiri dan ke kanan

Dan secara tiba-tiba sopir itu menghentikan bus itu


Para penumpang pun bertanya,

" Mengapa engkau hentikan bus ini?"


Sopir itu menjawab,
"Saya berhenti untuk menghampiri orang tua yang melambai-lambaikan tangannya hendak menumpang bersama kita"



Para penumpang jadi bertanya-tanya


" Kami tidak melihat siapapun"


Tapi sopir itu melihatnya


"Lihat (itu) dia"
ucap sopir itu




Mereka tetap bingung


"Kami tidak melihat seorang pun"
ucap para penumpang



Sopir itu pun kembali berkata

"Kini dia datang untuk naik bersama kita"



Semua penumpang berkata

"Demi ALLAH, kami tidak melihat siapa-siapa"


Dan secara tiba-tiba pula sopir itu mati terduduk diatas kursinya



***



ﻭَﻟِﻜُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺃَﺟَﻞٌ ۖ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺟَﻠُﻬُﻢْ ﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺄْﺧِﺮُﻭﻥَ ﺳَﺎﻋَﺔً ۖ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﻘْﺪِﻣُﻮﻥَ


"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya. Barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya"
(Qs. Al-Araf : 34)


Manusia itu sangat pengecut terhadap hal-hal yang menakutkan
Dan merasa hatinya copot



Ketika mendengar kematiaan disebutkan,
Namun tanpa di sangka-sangka


ﻭَﻟَﻦْ ﻳُﺆَﺧِّﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻧَﻔْﺴًﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺟَﻠُﻬَﺎ ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ


"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. 
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"
(Qs. Al-Munafiqun : 11)


Tapi yang paling mengherankan adalah kita tidak pernah berfikir bahwa kita akan bertemu ALLAH


Kita tidak pernah berfikir bahwa dunia itu HINA sekali


Kita juga tidak pernah berfikir bahwa di dunia itu banyak cerita tentang bagaimana orang meninggal dunia


Kecuali, ketika kita sedang di dera ketakutan pikiran seperti itu baru muncul


"Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cendekia

Mereka ceraikan dunia dan takut akan fitnahnya

Mereka perhatikan apa yang ada di sana

Tatkala mereka sadar bahwa dunia bukanlah tempat tinggal sebenarnya

Maka mereka jadikan dunia ini sebagai samudera

Dan mereka gunakan amal salih sebagai perahu yg berlayar diatasnya"
(oleh Imam an-Nawawi)



Siangku tak selalu dalam iman yang teguh

Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat

Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada-MU


Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit

Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada-Mu

Atau dalam maksiat kepada-MU


"Ya ALLAH
Tutuplah Mata ini....
Dengan keadaan Khusnul Khotimah

Sebaik-baiknya sebagai penutupan di saat ENGKAU MEMANGGILKU


Aamiin ya Robbal 'alamiin ...





♥♥ 
Referensi :

Minggu, 05 Mei 2013

Kalau Sudah Tiada Baru Terasa





-=*  Kalau Sudah Tiada Baru Terasa  *=-





"Kalau sudah tiada baru terasa!
Bahwa kehadirannya sungguh berharga"

demikian lirik lagu Bang Haji Oma Irama



Terkadang kehadiran seseorang baru berarti bagi kita ketika orang tersebut sudah tiada, jauh, menghilang dan pergi meninggalkan kita


Sama halnya dengan sesuatu yang lain
Yang berharga bagi kita, ternyata keberhargaannya baru terasa ketika sesuatu itu sudah tak lagi kita miliki


Memang penyesalan selalu datang terlambat!


Sebagaimana betapa berharganya seseorang atau sesuatu



Ketika itu semua sudah tiada kita miliki lagi,
Sudah menjauh dan sudah meninggalkan kita

Kita baru tersentak-termenung, mungkin
 menangis dan menyesali

Padahal, ketika sesorang atau sesuatu masih ada di dekat kita,
Masih terlihat dan masih kita rasakan keberadaannya

Mungkin kita tak memedulikan, cuek atau dalam beberapa hal tak jarang malah menyakitinya


――――――――――――
――――――――――――



Saya ingin berbagi kisah

Kisah tentang penyesalan seorang anak

Anak itu mungkin saja bisa saya, anda dan kita semua!



Ketika kecil,
Kita dibuai dan dibelai lembut

Ibarat kata Ibuku...

"membesarkan kita itu dari telapak kaki masih selebar dua jari"
(artinya membesarkan kalian itu [anak-anaknya] dari telapak kaki masih selebar dua jari tangan)



Ketika beranjak remaja
Kita di asuh, dimanja, mungkin juga dimarahi (baca: dinasehati karena sayang) dan termasuk diberi pendidikan, agar menjadi orang berguna serta dapat menjalani hidup dengan layak!

Seperti kata Ayahku...

(Yang artinya sudahlah kami ini [orang tua] tidak sekolah, jangan sampai kalian juga tidak bersekolah, Kalian harus lebih pintar)


Semakin beranjak dewasa kita, bahkan tamatlah sudah pendidikan kita, mampu sudah mandiri dan survive dalam kehidupan!


Sekarang kita berada jauh dari keduanya!

Saking sibuknya kita,
bahkan mungkin hanya setahun sekali kita pulang menjenguknya, itupun pada hari raya


Betapa berbinar dan berkaca-kaca mata mereka melihat anak-anaknya kembali pulang

Terlebih lagi menjadi orang yang "berhasil"

Semakin jauh kita melangkah, mungkin sebagian dari kita ada yang sukses besar dan ternama


Semakin sibuk kita, bahkan kalau sebelumnya masih sempat kita pulang mengunjungi setahun sekali


Kali ini tiada waktu lagi karena kepadatan jadwal dan aktivitas kita


Suatu waktu ada kabar dari tanah kelahiran kita, bahwa keduanya atau salah satu darinya rindu hendak bertemu


Tapi kita hanya bilang,
"maaf Bu, maaf Pak, ... Aku lagi sibuk, pekerjaanku menumpuk!"


Kemudian, datang lagi berita berikutnya...
kali ini keduanya atau salah satu diantaranya sedang sakit dan mengharapkan kita hadir menjenguknya

Bukan sekedar menjenguk,
Tapi karena mereka rindu sekali pada wajah anak-anaknya!

Mereka rindu keceriaan masa kecil dan senyum polos anak-anaknya
Atau rindu dengan perhatian anak-anaknya

Rindu pada perhatian dan kasih sayang yang seperti pernah mereka berikan pada kita!

Namun, kita beralasan,
"waduh Bu, waduh Pak, sekarang tak bisa menjenguk.
Ada pekerjaan yang mendesak dan harus diselesaikan, kalau tidak proyek/karir-ku jabatan/posisi-ku akan terancam"


Tiba-tiba datang kabar dari kampung halaman kita...

"orang tuamu sudah berpulang nak!"

Dengan terburu-buru, bergegas kita pulang!

Sesampainya,
Kita hanya melihat jasadnya atau pusaranya


Menangis tersedulah kita,

Menyesal betapa kita sia-siakan waktu yang ada

Menyesal betapa kita merasa tak pernah membahagiakan orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita


Baru kita tersedar dan berurai air mata

Betapa kita kehilangan mereka

Betapa terasa kehilangan itu membuat hancur jiwa dan mendatangkan penyesalan yang tak terobati seumur hidup kita



――――――――――――
――――――――――――



Lakukanlah apa yang masih sempat ingin dilakukan

Gapailah apa yang masih ingin engkau raih

Selagi masih ada waktu
Selagi masih ada kesempatan

Sebelum hal itu hilang,
Sebelum ia tiada,
Sebelum semua berakhir






♥♥♥
Referensi :
Sabtu 06 Desember 2008
http://kingroodee.blogspot.com/2008/12/kalau-sudah-tiada-baru-terasa-bahwa.html
*

Sabtu, 04 Mei 2013

Agar Dia Memaafkan






-=*  Agar Dia Memaafkan Anda  *=-



Ketika wanita marah atau ngambek
Seringkali membuat pria "mati kutu"

Akhirnya, pria pun melancarkan berbagai cara untuk meluluhkan hati sang wanita


Tak jauh berbeda dari wanita
Saat pria marah pada pasangan
Mereka juga butuh waktu untuk memaafkan

Maka itu, Layaknya pria
Wanita juga perlu punya strategi agar permintaan maaf Anda dikabulkan olehnya


Sebelum mengutarakan kalimat
“Aku minta maaf” pada pasangan anda
Coba simak/ikuti langkah-langkah berikut ini :


*** Berikan dia RUANG

Anda mungkin merasa perlu meminta maaf secepat mungkin padanya

Boleh jadi, hal itu Anda anggap yang terbaik

Tetapi, sebenarnya yang mesti dilakukan adalah membiarkan si dia menenangkan diri terlebih dulu

"Ketika bertengkar hebat dengan kekasih, aku perlu waktu beberapa hari sebelum benar-benar siap membicarakan kembali masalah itu
Terkadang, aku pergi dengan teman pria yang bisa membantu aku mengeluarkan unek-unek"
kata Noah, 35 tahun menceritakan masalahnya

Bila hal itu dilakukan pasangan,
Anda sebaiknya jangan langsung berburuk sangka

Ini adalah salah satu cara pria mengatasi masalah

Biarkan
dia tenang sendiri

Jika kepala dan hati Anda berdua sudah dingin
Anda bisa meminta maaf padanya





*** Jangan EMOSI

Walaupun Anda mampu membuktikan bahwa Anda pantas mendapat maaf dari dia,
Lakukan dengan nada tenang

Bila Anda emosi,
karena si dia belum memaafkan,
kondisi itu justru akan membuat hati Anda makin sakit

"Terus menerus meminta maaf, belum tentu bisa membuat hati pria cepat luluh.
Kami akan memaafkan, bila memang waktunya tiba"
kata Brad, 31 tahun





*** Berikan PUJIAN

Pria tidak pernah kebal terhadap pujian

Melakukan / mengatakan sesuatu yang membuatnya merasa baik, tidak hanya akan membuatnya nyaman, tapi sekaligus bisa mengingatkannya agar tidak lagi marah pada Anda

"Itu titik lemah aku"
kata Joe, 29 tahun


"Ketika kami makan berdua, dan hanya mendengar tawa kekasih, aku langsung merasa tidak ada masalah yang bisa menghancurkan hubungan kami"





*** Jangan mudah meNANGIS

Banyak pria yang justru makin marah melihat pasangannya sering menangis

Jika berbuat kesalahan, tekad kan diri Anda untuk meminta maaf tanpa mengeluarkan air mata

Pria akan lebih menghargai Anda meminta maaf dengan nada tegas

Dengan begitu si dia akan menganggap Anda benar-benar menyesal dan tak akan lagi mengulang kesalahan



Cinta itu sebuah ikatan
Kasih itu akan selalu memaafkan
Tak peduli seberapa besar kesalahan itu,
Kasih selalu memberikan hal yang terbaik untuk orang yang dicintainya
Karena Kasih itu … mencintai tampa PAMRIH


Jangan jadikan cinta sebagai belenggu kehidupan,
Karena cinta itu anugerah …
Bukan sebuah pengharapan
Cinta abadi karena adanya rasa saling kepercayaan antar pasangan


Biarkan air yang keruh itu bening dahulu,
Setelahnya baru meminta maaf



Contohnya:
Seorang istri yang tengah meminta maaf kepada suaminya yang tengah bekerja diluar kota


Istri :“sayang… maafkan aku,
Aku tak bermaksud menyakiti hatimu, terlebih menduakanmu,
Maafkanlah aku?”



Suami : “ya!”



Istri :“sayang, aku butuh kata maaf yang tulus dari hatimu, bukan dari mulutmu!
Kini… masihkah kau menCINTAiku ?”



Suami :“ya”



Istri :“seberapa besarkah cinta itu?”



Suami :“tergantung sebesar cintamu terhadapku”



Istri :“aku mencintaimu, sangat mencintaimu!
Jadi sebesar itukah cintamu padaku?”



Suami :“tentu!!”



Istri :“karena begitu besarnya cintamu padaku,
maka dari itu Besarkanlah rasa PERCAYAmu padaku, bahwa aku takkan mendua, dan tak
mungkin mendua”



Suami :“ya sayang, aku sayang kamu, istriku”




***



Sekian lama ku jauh darimu;
Terpisahkan oleh jarak dan waktu;
Doà dan kabarmu ku harap s'lalu;
'tuk jadi kan pengobat rindu;


Ku tahu, menunggu melelahkanmu;
Ku tahu, terkadang engkau pun jenuh;
Namun jangan kau ragukan cintaku;
Hidupku hanyalah untukmu;


Reff ;
Tuhan ku mohon padamu;
Untuk kuatkan hatiku;
Agar ku dan dia, bersama selamanya;

Tuhan ku mohon padamu;
Untuk kuatkan hatiku;
Agar ku tak berpaling dari cintamu;


Aku, akan selalu untukmu
Aku akan s'lalu jaga cintaku,
Hanyalah untuk dirimu ...
Meskipun engkau jauh ...


By : Doà Band
***




CINTA itu ibarat BUNGA

Tertanam dari perKENALan…
Tumbuh karena perTEMUan…
Berkelopak melalui keRINDUan…
Berdaun karena peNGORBANan…
Bertangkai karena peNGERTIan…
Bersemi karena keSETIAan…
Berputik melalui keTULUSan…
Berbunga karena kePERCAYAan…
Namun ia 'kan LAYU termakan kePALSUAN
ataupun keBOHONGANan




♥♥♥
Referensi :
Senin, 27 September 2010
vivanews
*

Jumat, 03 Mei 2013

Kasih Ibu





KASIH IBU





Pada malam itu,
Ana bertengkar dengan ibunya

Karena sangat marah,
Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun


Saat berjalan disuatu jalan,
Ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang


Saat menyusuri sebuah jalan,
Ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan


Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi
Tetapi ia tidak mempunyai uang


Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya

Lalu berkata,
"Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?"

"Ya, tetapi, aku tidak membawa uang"

jawab Ana dengan malu-malu


"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu"
 jawab si pemilik kedai


"Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu"

Tidak lama kemudian,
pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi


Ana segera makan beberapa suap,
Kemudian air matanya mulai berlinang


"Ada apa nona?" Tanya si pemilik kedai


"tidak apa-apa!, aku hanya terharu" jawab Ana sambil mengeringkan air matanya


"Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !,
tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah"


"Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai


Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata

"Nona, mengapa kau berpikir seperti itu?
Renungkanlah hal ini, aku hanya karena memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu.
Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini,
mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya?
Dan kau malah bertengkar dengannya"


Ana, terhenyak mendengar hal tersebut


"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut?


Untuk semangkuk bakmi dr orang yang baru kukenal

Aku begitu berterima kasih

Tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun

Aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya

Dan hanya karena persoalan sepele,
Aku bertengkar dengannya



Ana pun segera menghabiskan bakminya


Lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya


Saat berjalan ke rumah,
Ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya


Begitu sampai di ambang pintu rumah

Ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas


Ketika bertemu dengan Ana,
Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah


"Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang"


Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya


Ia menangis dihadapan ibunya


Sekali waktu,
Kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita


Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita

Kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita



***



Renungan :

Bagaimanapun kita tidak boleh melupakan jasa orang tua kita


Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja;


Tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir


Pikirkanlah hal itu??

Apakah kita mau menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orang tua kita?

Hai anak-anak,
Taati dan hormatilah orang tuamu dalam keseharianmu

Karena itulah hal yang indah dimata tuhan



Terniang termenung sendiri ;

Dalam ruang hampa yang pengap ;

Dalam ruang yang sangat sunyi ;

Dalam suasana hati yang gundah gelisah ;


Disudut ruang terbesis cahaya lilin ;

Memberikan penerangan diruang yang gelap ;

Menyinari seluruh sudut ruang dalam hati ;

Yang s'lalu terniang wajah yang dicinta ;


Wahai angin yang bertiup kencang diluar sana ;

Sudikah engkau menyampaikan isi hatiku ;

Sebuah perasaan yang sudah lama ku pendam ;

Yang tak pernah tersimpaikan dari mulutku yang kaku ;



I B U ....
Dalam do'a ku meminta maafmu ;

Dalam tangis ku memohon ampunmu ;

Dalam mimpi ku bersujud di kakimu ;

Memohon ampun atas dosa dan keselahanku padamu


Aku terlahir tanpa apa-apa ;

Engkaulah yang mengajariku segalanya ;

Membesarkank dg segala upaya ;

Berharap aku kan jadi orang yang berguna ;


Ketika aku menangis dalam takut ;

Engkaulah yang menenangkanku ;

Dan ketika aku jatuh sakit ;

Engkaulah yang selalu berada di sampingku ;

Engkau menegurku ketika aku salah ;

Engkau mengingatkanku ketika aku lupa ;

Engkau menghiburku ketika aku sedih ;

Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka ;


Kini aku telah dewasa

Berusaha mengejar dan meraih cita-cita ;

Berharap kan menjadi orang yang berguna ;

Demi mewujudkan harapan dan impian keluarga ;


Terima kasih ibu ;

Engkaulah segalanya bagiku ;

Tanpamu kini aku bukanlah apa-apa ;

Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa



Kau memberikanku hidup
Kau memberikanku kasih sayang

Tulusnya cintamu
Putihnya kasihmu
Takkan pernah terbalaskan

Hangat dalam dekapanmu
Memberikan aku kedamaian

Eratnya pelukmu
Nikmatnya belaimu

Takkan pernah terlupakan


Ooh ibu ...
Terima kasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai

Tulus cintamu
Takkan mampu untuk terbalaskan


Ooh ibu ...
Semoga tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu

Putih kasihmu
'kan abadi dalam hidupku

Ooohh putih kasihmu kan abadi
dalam hidupku

By : Ungu


Ibnu Umar ra berkata,
Rasulullah bersabda:
“Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku dalam surga”




***
Referensi :
Minggu, 09Januari 2011