Jumat, 03 Mei 2013

Tongkat Punya Siapa ?




-=*  Tongkat Punya Siapa  *=-




Suatu malam
Ketika hujan lebat,
Seorang penunggang kuda berhenti dipinggiran sebuah hutan yang tidak jauh dari tepian sungai

Dia ingin berteduh


Setelah mencari,
Akhirnya dia menemukan sebatang tongkat panjang dan menancapkan kuat-kuat,
Sehingga kudanya bisa ditambatkan disana



Keesokan harinya,
Ketika akan berangkat meneruskan perjalanan
Dia berpikir bagaimana dengan tongkat ini !
Apakah akan dibawa?

"Ahh biarkan saja disini, Siapa tau ada penunggang kuda lain yang bernasib sama seperti saya dan mau menggunakan tongkat ini!"



Lalu dia meneruskan perjalanannya



Tak lama kemudian,
Lewatlah seorang petualang yang akan merambah hutan


Melihat tongkat yang berdiri tegak tertancap ditanah dia berpikir

"Ini akan membahayakan orang lain yang lewat, apalagi jika malam hari, tentu akan tersandung"


Digeletakkan disisi lagi sehingga tidak mengganggu pejalan kaki dan diapun meneruskan perjalanannya bertualang


Berikutnya lewat seorang pemancing yang akan memancing ikan tidak jauh dari tempat tersebut


Melihat ada sebuah tongkat panjang yang tergeletak dipinggir jalan,
Dia lansung berteriak

"Aha... Sudah dari tadi aku mencari tongkat untuk mengukur kedalaman sungai sehingga aku bisa memancing ke tengah sampai batas pinggang,
Akhirnya ketemu juga!"


Diapun membawa tongkat tersebut lalu dipakainya untuk mengukur kedalaman tepian sungai,
Agar dia bisa mendapatkan ikan yang lebih besar dengan memancing agak ketengah sungai


Akhirnya memang benar,
Sang pemancing mendapatkan ikan yg cukup banyak dan besar-besar berkat tongkat panjang tersebut


Dengan muka berseri-seri, dia pulang sambil mengucapkan terimakasih kapada "tongkat" yang telah berjasa menolongnya untuk mengukur kedalaman tepian sungai



Selanjutnya dia berpikir tongkat tersebut tidak akan dibawanya pulang

Namun dibiarkannya saja tergeletak ditepi sungai tersebut

Siapa tahu akan ada pemancing lain yang membutuhkan agar sukacita yang dirasakannya sekarang karena memperoleh banyak ikan dapat dirasakan juga oleh pemancing lain kelak


Tongkatpun digeletakkan ditepi sungai

Lalu dia pergi membawa hasil pancingannya



Selang beberapa hari kemudian,
Tidak ada seorangpun yang melewati daerah tersebut dan tongkatpun tergeletak saja ditepi sungai


Semakin hari kayu tersebut semakin kering

Hingga lewatlah seorang lelaki pencari kayu yg sudah kesana kemari belum menemukan kayu kering


Kayu itu akan dijadikan kayu bakar untuk menanak nasi bagi keluarganya


Semua kayu yang diperoleh kurang bagus untuk memasak,
hingga dia menemukan sebatang tongkat kering yang agak panjang untuk dijadikan kayu bakar


Dengan menggunakan parangnya, kayu tersebut dipotong-potong untuk dijadikan kayu bakar dirumahnya


Sesungguhnya apa yang kita miliki saat ini hanyalah bersifat sementara

Sehingga rasanya agak berlebihan jika seseorang mengklaim bahwa apa yang dimilikinya saat ini adalah miliknya yang abadi selamanya


Tidak ada satu orangpun di dunia ini bisa memiliki segala sesuatu tanpa sepengetahuan dan seizin sang khalik


Dia yang memberi dan Dia juga yang dapat mengambilnya dalam sekejap


Itulah sebabnya,
Semakin seseorang menerima dan memiliki segala sesuatu,
Baik fisik (harta) maupun non fisik (jabatan, gelar, kompetensi) seyogyanya harus semakin hidup rendah hati, dan syukur


Sudah saatnya apa yang dimiliki dibagikan kepada orang lain,
Agar orang lainpun dapat merasakan Berkah Sang Khalik melalui uluran tangan kita



Orang yg memberi tidak akan pernah kekurangan,
Namun mereka yang sulit memberi (pelit) justru akan selalu merasa kekurangan dan ketakutan


Didalam pemberian ada kebahagiaan dan kebersamaan


Melalui pemberian, kita menyadari bahwa sesungguhnya manusia itu tidak sendiri dalam menjalani hari-hari kehidupannya


Bukankah segala sesuatu ada masanya?

Ketika masa yang datang kurang menguntungkan dan menjadi beban (paceklik), bukankah Sang Khalik dapat menggunakan tangan orang lain untuk menolong kita?


Tulisan ini mengisyaratkan kepada manusia bahwa kehidupan ini sesungguhnya sangat berkaitan dengan orang lain

Dan DALA RENTANG WAKTU TERTENTU



Namun demikian mereka yang memiliki MENTAL PECUNDANG sulit untuk MENGESTAFETKAN tongkat yang dimilikinya



***



PERBEDAAN ANTARA PEMENANG atau PECUNDANG dalam MENGESTAFETKAN TONGKAT :

Pemenang selalu menjadi bagian dari JAWABAN ;

Pecundang selalu menjadi bagian dari MASALAH ;



Pemenang selalu mempunyai PROGRAM

Pecundang selalu mempunyai ALASAN



Pemenang berkata ;
"Saya kerjakan bagi Anda"

Pecundang berkata :
"Itu bukan tugas saya"



Pemenang selalu melihat jawaban dalam SETIAP MASALAH

Pecundang selalu melihat masalah pada setiap SOLUSI



Pemenang berkata :
"Walau sulit, tapi bisa dilakukan"

Pecundang berkata :
"Mungkin bisa dilakukan, tapi sulit"



APAPUN YANG "TELAH ANDA TERIMA LEBIH DARIPADA YANG LAIN-DALAM HAL KESEHATAN,
DALAM TALENTA, DALAM KOMPETENSI, DALAM KESUKSESAN DAN KONDISI RUMAH TANGGA SERTA KARIER,
SEMUANYA ITU JANGAN DIANGGAP SEBAGAI SUATU YANG WAJAR

DENGAN RASA SYUKUR ATAS KEBERUNTUNGAN BAIK TERSEBUT

ANDA HARUS RELA MENGORBANKAN KEHIDUPAN DEMI KEHIDUPAN SESAMA"
(Albert Schweitzer)



Selamat mengestafetkan tongkat anda...!



♥♥♥ 
Referensi :
Senin, 09 September 2011
http://kembanganggrek2.blogspot.com/2011/09/tongkat-punya-siapa.html
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar