Sabtu, 27 April 2013

Menikmati Kopi, Menikmati Hidup







Menikmati Hidup, Menikmati Kopi





♥♥♥



Sekelompok alumni sebuah perguruan tinggi terkemuka yang telah mencapai kedudukan atau keberhasilan karir yang baik,
Datang bersilaturahim di rumah dosen pembimbing mereka dahulu.
Seorang profesor yang bersahaja

Mereka sangat terlena dengan perbincangan yang akrab dengan beragam topik


Sampailah mereka ke dalam perbincangan topik “stress” Sindrom tekanan hidup yang mereka alami,
dikeluhkan berulang-ulang


Beberapa diantaranya saling menguatkan keluhan itu, sehingga menambah kekecewaan dan rasa pesimis
Melihat perbincangan yang tidak sehat itu, sang professor tersenyum simpul dan meminta izin sebentar untuk ke dapur

Sang professor bergabung kembali ke dalam ruangan dengan membawa nampan berisi beberapa jenis cangkir dan gelas, serta sebuah teko berisi kopi hangat

Emhh... Suguhan kopi, Nikmatnya^^


Namun, Ada hal yang sangat tidak lazim adalah dibawanya cangkir dan gelas yang beragam itu
Ada yang diperbuat dari porcelain, plastik, kaca dan kristal
Ada yang kelihatan biasa dan ada pula yang kelihatan sangat mahal


Professor itu mempersilahka mereka menuang sendiri kopi tersebut


Setelah semua anak didiknya mengambil kopi masing-masing, professor itu berkata :

“Mohon diperhatikan dengan teliti. Bukankah, semua cangkir dan gelas yang cantik dan mahal telah diambil, dan menyisakan cangkir dan gelas yang biasa dan kelihatan murah.
Ini adalah keadaan yang sangat biasa, yaitu kita menginginkan yang terbaik dalam hidup, tetapi tidakkah Anda semua menyadari, bahwa terletak pada cara pandang inilah, semua masalah dan “stress” yang menakutkan itu berpangkal”



“Apa yang sebenarnya Anda perlukan adalah kopi, bukan wadahnya
Tetapi Anda semua lebih memperhatikan dan lebih tertarik untuk memilih wadah tercantik dan termahal
Dan yang lebih mengherankan lagi adalah Anda sibuk memperhatikan wadah yang telah diambil oleh orang lain


“Kehidupan adalah kopi. Jabatan, uang, dan kedudukan di dalam masyarakat adalah wadah tersebut
Wadah itu hanyalah alat untuk nenampung, dimana sesuatu yang akan ditampungnya adalah kehidupan itu sendiri


Kehidupan tidak berubah hanya karena alat tampungnya yang berubah, tapi dari isinya
Kadangkala kita terlalu fokus kepada wadah yang kita pegang, hingga kita gagal untuk menikmati kopinya
Dan yang lebih menyedihkan, Anda semua sibuk memperhatikan dan ber-IRI hati atas wadah yang dipegang orang lain”



“Nikmatilah kehidupan yang ada apapun latar belakang Anda, karena kebahagiaan itu sederhana dan harus diputuskan sekarang”

“Maka berbahagialah”



Semoga keikhlasan anda dalam bekerja (beraktifitas) hari ini, bukanlah semata untuk mencari “Cangkir” yang gemerlap, Tetapi seperti orang menikmati “Kopi” dan bersyukur dengan Pembuat “Kopi”





***
Referensi :
Rabu, 12 Oktober 2011

http://beranibangkit.wordpress.com/2011/10/12/cawan-dan-kopi/
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar