Minggu, 15 Desember 2013
Kerang
~*~ Cerita Kerang ~*~
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya
sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek
"Anakku..."
kata sang ibu sambil bercucuran air mata
"Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun,
sehingga Ibu tak bisa menolongmu"
Si ibu terdiam, sejenak
"Aku tahu bahwa itu sakit anakku
Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam
Kuatkan hatimu
Jangan terlalu lincah lagi
Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit
Balutlah pasir itu dengan getah perutmu
Hanya itu yang bisa kau perbuat"
kata ibunya dengan sendu dan lembut
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya
Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa
Kadang di tengah kesakitannya,
ia meragukan nasihat ibunya
Dengan air mata ia bertahan,
bertahun-tahun lamanya
Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya
Makin lama makin halus
Rasa sakit pun makin berkurang
Dan semakin lama mutiaranya semakin besar
Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar
Akhirnya sesudah sekian tahun,
sebutir mutiara besar, utuh mengkilap,
dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna
Penderitaannya berubah menjadi mutiara;
air matanya berubah menjadi sangat berharga
Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun,
lebih berharga daripada sejuta kerang lain
yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan
(***)
Kesimpulan :
Sahabat, cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan
bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa"
Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa"
Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut,
karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami
Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki:
menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'
Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama,
sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'
Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kita,
cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut,
dan sambil katakan di dalam hatimu...
"Air mataku diperhitungkan Tuhan..
dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara"
Semoga........
Buat yang sedang bersedih, yang jelas sekali lagi
"KESABARAN PASTI SELALU BERBUAH MANIS"
***
Referensi :
Selasa, 13 Februari 2010 @ 07:59
Oleh Arif Rahman
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/cerita-kerang.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar