Minggu, 15 Desember 2013
Kalung Anisa
*~ Kalung Anisa ~*~
Ini cerita tentang Anisa,
seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun
Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket
Ketika sedang menunggu giliran membayar,
Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan,
tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik
Kalung itu nampak begitu indah,
sehingga Anisa sangat ingin memilikinya
Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberata
Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket
dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli
Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki berenda yang cantik
Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya
"Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ?
Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... "
Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa
Dibaliknya tertera harga Rp 25,000
Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas
Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu,
namun ia tak mau bersikap tidak konsisten...
"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini
Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi
Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,
Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"
Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya
"Terimakasih...,Ibu"
Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya
Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa
Dia merasa secantik Ibunya
Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur
Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang
Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak,
dan membuat lehernya menjadi hijau...
Setiap malam sebelum tidur,
ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur
Pada suatu alam, ketika selesai membacakan sebuah cerita,
Ayah bertanya :
"Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu..."
"Yah..., jangan dong Ayah !
Ayah boleh ambil "si-Ratu" boneka kuda dari nenek... !
Itu kesayanganku juga"
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !"
Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa
Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita,
Ayah bertanya lagi,
"Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah!"
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu"
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."
Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain
Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya,
Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya
Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam
Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan
air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Anisa,kenapa Anisa ?"
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya
" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa"
Ayah tersenyum mengerti,
diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa
Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana
Dan dari kantong yang satunya,
dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...
sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa
Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,
tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"
Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli
untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa
(*) Kesimpulan :
Demikian pula halnya dengan Tuhan
Terkadang Dia meminta sesuatu dari kita,
karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik
Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa
"Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga,
dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan"
Cepat atau lambat,,
apa yang ada pada diri kita pun akan selalu berganti,,
kiranya Tuhan selalu mengingatkan kita bahwa semua milik-Nya,,
tentu akan kembali kepada-Nya...
Untuk itulah perlunya sikap ikhlas,
karena kita yakin tidak akan Tuhan mengambil sesuatu dari kita
jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik,,
di dunia atau di akherat kelak
***
Referensi :
Selasa, 17 November @ 02:03
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/12/cerita-kalung-anisa.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar