Minggu, 15 Desember 2013

Pematung Raja




~*~  Pematung Raja  ~*~


Suatu ketika, hiduplah seorang pematung
Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya

Wilayah pemerintahannya sangatlah luas
Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya,
menaruh hormat pada raja ini

Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini
Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana

Pahatannya indah,
karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama

Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.

Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar
Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya
Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah

Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana,
sementara patung prajurit dan pembantunya akan di letakkan di sekeliling taman

Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya

Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam
Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai

Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang di perintahkannya

“Bagus. Bagus sekali"
ujar sang Raja


“Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri,
untuk melengkapi monumen ini...”


Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali
Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri

Namun sayang, pahatannya tak halus
Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi

Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus,
kalau hanya untuk di letakkan di luar taman

“Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas,”
ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak

Waktu yang dimintapun telah usai
Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung

Ia pun puas
Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya

“Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku?
Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku
Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya,
dan menempatkan mu bersama patung prajurit yang lain di depan sana”


Menyesal dengan perrbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah
Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan,
terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya



(*) Kesimpulan :

Sahabatku, seperti apakah kita menghargai diri sendiri?
Seperti apakah kita bercermin pada diri kita?
Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita?

Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri
Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki

Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu
Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis
Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih

Sebab, Allah pun menciptakan kita tak dengan cara yang main-main
Allah menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna


Sahabatku, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini
Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat?

Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya,
ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya?

Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan terindah,
atau patung yang berharga murah yang tak layak diletakkan di tempat utama?


Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak
Karena hanya Allah lah Maha Tahu
Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah
Pahatlah dengan halus,
agar kita bisa ditempatkan di tempat yang terbaik, di sisi-Nya

Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati,
agar memancarkan keindahan

Susuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan
Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak

Bentuklah "patung" diri Anda dengan indah!

Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat



***
Referensi :
Senin, 26 Oktober @ 20:16
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-pematung-raja.html
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar