Senin, 25 November 2013

Bibit Tanaman





~*~  Bibit Tanaman  ~*~



Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur
Bibit yang pertama berkata,

"Aku ingin tumbuh besar
Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini,
dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini
Aku ingin membentangkan semua tunasku,
untuk menyampaikan salam musim semi
Aku ingin merasakan kehangatan matahari,
dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku..."

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang


Bibit yang kedua bergumam

"Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini,
aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana
Bukankah disana sangat gelap?
Dan jika kuteroboskan tunasku keatas,
bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang?
Tunasku ini pasti akan terkoyak
Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka,
dan siput-siput mencoba untuk memakannya?
Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah,
semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah
Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman"

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian


Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu,
menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera



(*) Kesimpulan :

Sahabat, memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup
Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani
Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri

Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah,
tak mau menatap hidup


Jadilah bibit yang pertama,
yang mau dan mampu tumbuh menjulang dan akar-akarnya
menembus kerasnya tanah

Walau kenyataan hidup apa yang diungkapkan oleh bibit ke 2 tidaklah salah,
bahwa ada tantangan diluar sana yang menghadang kita
Namun semua itu adalah anugerah dari Allah yang memang harus dilalui


Bukankah dibawah tanah sana yang gelap gulita terdapat seluruh sumber "makanan" yang berlimpah ruah sehingga akar2 menerobos kedalam
Dan diatas sana ada cahaya matahari menunggu dedauanan demi "proses fotosintesis", dan air hujan yang menyejukan


"Layaknya kehidupan, bumi/dunia ini adalah ladang kita
Dimana kita memilih tumbuh dengan baik atau kebalikannya
Karena hidup adalah pilihan
maka, hadapilah itu dengan gagah

Dan karena hidup adalah pilihan,
maka, pilihlah dengan bijak"

Semoga Allah memberikan jalan terbaik dalam hidup kita,
amin...

Jazakumullah telah membaca
Wassamu'alaikum wr wb, Salam hangat!!






***
Referensi :
Selasa, 17 November @ 02:13
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/11/ceritabibit-tanaman.html
*

Kenangan Ayahku




~*~  Kenangan Ayahku  ~*~



Sahabat,
Alkisah suatu ketika, ada seorang anak yang menangis menemui guru kesayangannya
Sang anak rela berjalan jauh mendatangi rumah gurunya tersebut
Anak itu berumur sekitar 12 tahun
Namanya Ade

“Pak Guru, aku benci pada Ayahku!... Benci sekali!”
teriaknya sambil mendekati gurunya


“Tenang dulu Ade... tenang...”
sang guru mencoba menenangkan Ade,
anak yang menangis tersedu-sedu, sambil memeluk dirinya


“Kenapa Ade membenci Ayah?
Coba katakan dengan tenang”


”Pak Guru, Ayah sering membentakku...
Ayah sering menjewerku!
Baru saja, saya dimarahin...
Pokoknya aku benci dia!”
jawab Ade sambil menangis


”Tenang, dulu Ade...”
ucap Gurunya, sambil mengambil sebuah kertas dan pena,
yang kemudian di berikan kepada Ade


”Coba Ade tuliskan di kertas ini,
apa saja kekurangan Ayah Ade,
sejak Ade masih kecil hingga sekarang...”
kata sang guru kepada Ade


Ade terheran-heran sambil mengusap air matanya
Dia menatap kertas yang disodorkan gurunya

Perlahan-lahan Ade mulai menuliskannya satu persatu kekurangan Ayahnya
Ayahnya yang suka membentak, suka menjewer dia, dan marah-marah
Dia tulis satu persatu dalam kertas tersebut


”Sudah Ade?...
Kalau sudah, sekarang coba tuliskan segala kelebihan dan kebaikan Ayahmu,
sejak Ade masih kecil sekali hingga sekarang...
Ayo, tuliskan...”
pinta gurunya


Sejenak Ade berfikir, dengan pandangan condong keatas,
mencoba mengingat masa lalunya
Hingga satu persatu ia tuliskan kelebihan dan kebaikan ayahnya

Ayahnya yang suka membelikan dia mainan,
mengajak bermain di taman, menggendongnya, membelikan es krim,
menemaninya belajar, dan lainnya


”Sudah Ade?”
tanya sang guru dengan halus


Adepun menganggukkan kepalanya,
sambil menatap wajah sang guru

”Nah coba perhatikan, ternyata jauh lebih banyak kebaikan dan kelebihan Ayahmu,
dibandingkan kekurangan dan keburukan Ayahmu
Lalu kenapa Ade masih membenci beliau?
Harusnya Ade, bersyukur kepada Allah,
karena diberikan Ayah yang mencintaimu”


”Tahukah Ade, ketika engkau masih berada dalam kandungan ibu
Ayah sangat senang mendengar bahwa beliau akan menjadi seorang ayah
Beliau memberitahu kepada seluruh temannya
Dengan bangga dia bercerita bahwa ia akan menjadi bapak
Anak ini Insya Allah akan menjadi anak yang sholeh atau sholehah,
berguna bagi Agama, bangsa dan negara
Itulah kata-kata yang dicapkan Ayahmu kepada teman-temannya”


”Tahukah engkau, ketika ibumu akan melahirkan dirimu?
Beliau pontang-panting mencari bidan terbaik,
agar engkau lahir di dunia ini dengan sehat dan sempurna

Beliau tak peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan
Hingga tiba saatnya beliau menangis bahagia ketika melihat dirimu lahir dengan sehat
Sujud syukur dia lakukan 'tuk mensyukuri karunia-Nya,
sambil berdoa agar dirimu menjadi anak yang sholeh, dan berbakti”

Tahukah engkau, ketika engkau masih bayi,
Ayahmu dan Ibumulah yang membersihkan kotoranmu
Ketika engkau sulit bernafas karena pilek,
beliau yang menyedot kotoran hidungmu dengan mulut beliau...

Pasti engkau ingat Ade?
Ketika engkau harus sekolah,
beliau harus membelikan seragam, buku, sepatu, dan lain-lian untukmu

Tahukah engkau Ade, bahwa beliau harus hutang sana sini untuk membelikan itu semua
Beliau merelakan bekerja seharian untuk membayar hutang-hutang itu”


”Lalu, apakah pantas Ade membenci Beliau?”
tanya sang guru


Ade menunduk, dan air matanya mengalir kembali


”Tidak pantas Pak Guru”
jawabnya lirih sambil tersedu-sedu


”Nah, pulanglah segera
Pasti beliau sedang mencarimu kemana-mana karena mengkhwatirkanmu
Minta maaflah kepada Beliau
Dan berjanjilah akan menjadi anak yang sholeh
yang berbakti kepada orang tua..”



”Tok... tok... tok... Assalamualaikum!”
tiba-tiba terdengar seorang tamu mengetok pintu rumah


“waalaikum salam!”
Pak Guru segera membukakan pintu


Ade terperanjat kaget melihat seorang pria yang berada di depan pintu itu
Adepun langsung beranjak berdiri dan memeluknya

Ya, tamu itu adalah ayahnya yang sedang mencari Ade
Sang Guru hanya menatap terharu melihatnya mereka berdua berpelukan



***

Sahabatku, mungkin kisah ini sama dengan pengalaman kita kepada Ayahanda kita
Mungkin ada diantara kita yang masih membenci Ayah kita,
karena sikapnya yang tidak sesuai dengan harapan kita

Sudahkah engkau mengingat jasa beliau kepada kita,
sebelum mengingat kekurangan beliau?


Sahabat, ketahuilah...
Ayah kita adalah sebaik-baik lelaki yang mencintai kita
Mungkin sikapnya tidak sesuai dengan harapan kita
Tapi yakinlah, jangan pernah meragukan, akan ketulusan dan kebesaraan cintanya kepada kita

Yakinlah itu sahabat...

Terimakasih, telah membaca
Semoga bermanfaat

Salam motivasi dari sahabatmu...




***
Referensi :
Kamis, 15 April 2010 @ 07:48
Jihaduddin Fikri A
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/cerita-ayahku.html
*

Busur Panah





~*~  Cerita Panah  ~*~



Suatu ketika, hiduplah seorang bijak yang mahir memanah
Dia, mempunyai 3 orang murid yang setia

Ketiga pemuda tersebut, amatlah tekun menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh guru tuanya itu
Mereka bertiga sangat patuh, dan tumbuh menjadi 3 orang pemanah yang ulung

Telah banyak buruan yang mereka dapatkan
Bidikan mereka bertiga sangatlah jitu

Sampai suatu ketika, tibalah saat untuk ujian bagi ketiganya
Sang guru, kemudian memilih lokasi ujian di sekitar tempat mereka belajar
Pilihannya jatuh pada sebuah pohon besar dengan latar belakang gunung yang indah


Di letakkannya sebuah burung-burungan kayu, pada cabang pohon itu
Setelah mengambil jarak beberapa puluh meter, Ia lalu berkata,

"Muridku, lihatlah ke arah gunung itu, apa yang akan kau bidik.."


Murid pertama maju ke depan
Busur dan anak panah telah disiapkan

Dengan lantang, ia menjawab,

"Aku melihat sebuah batang pohon
Itulah sasaran bidikanku..."
Sang guru tersenyum

Ia memberikan tanda, agar muridnya itu menunda bidikannya

Sesaat kemudian, murid yang kedua pun melangkah mendekat

"Bukan. Aku melihat sebuah burung
Itulah sasaran bidikanku
Biarkan aku memanahnya Guru. Nanti"
seru murid itu


"kita bisa memanggang burung yang lezat untuk makan siang..."

Sang guru kembali tersenyum
Diisyaratkan tanda agar jangan memanah dulu
Ia bertanya kepada murid yang ketiga

"Apa yang kau lihat ke arah gunung itu?"


Murid ketiga terdiam
Ia mengambil sebuah anak panah

Di rentangkannya tali busur,
dibidiknya ke arah pohon tadi
Tali-tali itu menegang kuat

"Aku hanya melihat bola mata seekor burung-burungan kayu
Itulah bidikanku"

Diturunkannya busur itu
Tali-tali panah tak lagi meregang


Sang Guru kembali tersenyum,
namun kali ini, dengan rasa bangga yang penuh

"Muridku, sejujurnya, kalian semua layak untuk lulus ujian ini
Namun, ada satu hal yang perlu kalian ingat dalam memanah
Fokus. Sekali lagi, fokus...
Tentukan bidikan kalian dengan cermat
Tujuan yang jelas, akan selalu meniadakan hal-hal yang menjadi penganggunya"


Ia kembali melanjutkan,

"Sebuah keberhasilan bidikan,
akan ditentukan dari tingkat kesulitan yang dihadapinya
Sebuah pohon besar dan burung,
tentu adalah sasaran yang paling mudah untuk di dapat
Namun, bisa mendapatkan bidikan pada bola mata burung-burungan kayu,
itulah yang perlu kalian terus latih"



(*) Kesimpulan :

Sahabatku, memanah, adalah sama halnya dengan hidup
Kita pun perlu mempunyai fokus
Kita butuh sasaran dan tujuan

Memang, selalu ada banyak godaan-godaan pilihan yang harus di bidik
Selalu ada ribuan sasaran yang akan kita tuju dalam hidup

Ada bidikan yang mudah, dan ada pula bidikan yang sangat mudah
Namun, kita harus jeli

Kita wajib untuk cermat
Dan, sudahkan kita tentukan tujuan hidup kita dengan jeli,
dengan cermat?

Tujuan yang terfokus,
mungkin bukanlah hadir pada hal-hal yang besar

Tujuan yang terfokus,
kerap ada pada sesuatu yang kecil,
yang kadang sering dianggap remeh


Sahabat, selalu ada banyak hiasan-hiasan dan marginalia yang muncul pada setiap tujuan hidup kita
Kadang, hiasan itu terlampau indah,
dan membuat kita terpesona,
lupa akan tujuan kita sesungguhnya

Marginalia itu kadang begitu menggoda,
dan mengaburkan pandangan kita untuk menentukan fokus...

Dan sahabat, mari, bidiklah setiap sasaran itu dengan jeli
Siapkanlah "busur dan panah" hidup kita dengan cermat


Bukankah, nilai dalam lomba memanah itu
Akan diukur dari lingkaran yang terkecil?

Dari sanalah nilai terbesar akan kita dapatkan?!!

Karena saya percaya,
hidup adalah sama dengan memanah,
dengan Allah sebagai "wasit penentunya"

Wallahu a'lam
jazakallah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat





***
Referensi :
Minggu, 01 November @ 19:04
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/11/cerita-panah.html
*

Mengejar Mimpi





~*~  Mengejar Mimpi  ~*~



Assalamu'alaikum Wr. Wb

SALAM MOTIVASI

Sahabat yang berbahagia,
yang selalu semangat berubah menjadi lebih baik
dan lebih baik lagi,,,

TAK ADA KATA MENYERAH BAGI KITA,
sebagai insan Tuhan yang diciptakan begitu

sempurna dibandingkan makhluk lainnya...

Yang diberi akal dan hati,,
yang bisa memilih jalan hidup

"maju, mundur atau diam ditempat"

Sahabatku, kami sangat tertarik dengan berbagai tayangan media tentang kisah-kisah orang Indonesia yang SEMANGAT luar biasa,
tidak ada kata menyerah,,,

MEREKA BISA, KITA PUN MAMPU,,,

(inspirasi dari Kick Andy TV Show)

Banyak jalan menuju Roma,
mungkin ini salah satu pepatah yang bisa menggambarkan mereka-mereka yang punya semangat untuk belajar
Misalnya kisah Winarno,
seorang anak yang lahir dari keluarga miskin
Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD
dan ibunya seorang tukang pijat yang buta huruf

Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan perjuangan keras,
dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah,
hingga transfortasi yang cukup jauh

Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah,
kalau pintar pasti bisa berhasil
Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa meraih nilai tertinggi

Untuk urusan kuliah,
ia menemukan taktik untuk bisa memperoleh sekolah gratis

Dari seluruh perjuangannya,
Winarno kini sudah meraih gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan
Di usianya yang sudah berkepala tujuh,
ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta


(*)


Kisah Basuki asal Sragen, lain lagi
Sejak kecil ia disibukan dengan urusan membantu perekonomian keluarga
dari mulai jualan kantong plastik, semir sepatu, atau ngojek payung saat hujan

Kala itu keluarga mereka hijrah ke Ibukota untuk meningkatkan taraf hidup dan malangnya,
tidak berhasil

PHK yang menimpa ayahnya,
kemudian memaksa keluarga ini kembali ke kota asal mereka, Sragen

Menjelang masa kuliah,
Basuki mulai merambah usaha baru,
yakni jadi loper koran

Jadi masa kuliah pun ia jalani sambil berjualan koran
dan di waktu luang jadi pedagang asongan.


Pada Januari 2010 lalu,
Basuki mendapatkan pengukuhan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia
Dan kini tercatat sebagai dosen di Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta


(*)


Dari Yogakarta, ada kisah menarik milik Purwadi
Putra pasangan Ridjan dan Yatinem ini harus bekerja keras sejak kecil
agar bisa meneruskan sekolahnya hingga ke bangku kuliah

Ayahnya seorang buruh tani
dan ibunya yang penjual bakul sayur,
tak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayainya

Alhasil Purwadi harus pintar-pintar mencari cara
Masa kuliah ia berjualan kantung gandum,
menjual majalah bekas, hingga memberi les gamelan

Untuk mengirit biaya buku dan makanan,
ia memiliki trik trik khusus semasa kuliah

Perjuangan yang tak kenal lelah telah mengantar Purwadi meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta


(*)


Anda mengenal Saldi Isra?
Seorang Ahli Hukum Tata Negara yang cukup menonjol di tanah air
Di usianya yang ke 42 tahun,
ia sudah menyandang gelar Profesor Doktor

Tahukah anda Saldi Isra lahir dari keluarga seperti apa?

“Orang tua saya petani yang buta hurup,
dan masa sekolah saya harus dilakukan sambil membantu orang tua membajak sawah”


(*)


Kisah yang penuh spirit juga hadir dari seorang dokter bedah syaraf kaliber dunia,
Eka Julianta

Dokter yang telah berhasil melakukan banyak operasi otak dan batang otak ini,
kini sering mendapat undangan untuk melakukan presentasi di berbagai Fakultas kedokteran
dan symposium di berbagai Negara baik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika

Tapi tahukah anda, bahwa perjuangan Eka,
untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-citanya sebagai dokter,
dimulai dengan membantu ibunya menumbuk singkong getuk,
dan menjajakannya di sekolah

Banyak anggapan menilai mereka yang bisa kuliah lagi
karena ada dana yang mencukupi
Namun anggapan itu tak selamanya benar

Walau ada dana yang cukup
namun jika tidak ada kemauan dan semangat untuk belajar
tentunya tidak bisa terwujud

Atau ada anggapan bahwa untuk mengejar mimpi seperti itu
tidaklah realistis dikala himpitan ekonomi menjadi alasan

Memang pendidikan di negeri ini seakan-akan memupus orang-orang tidak kecukupan untuk bersekolah,
namun, lihat masih banyak orang yang hanya bermodal semangat dan kerja keras mampu meraih mimpi itu,,,

Semangat mereka dalam menuntut ilmu memang patut diapresiasi

KEPADA BANGSA INDONESIA,
MODAL KITA ADALAH SEMANGAT JUANG DARI DIRI KITA SENDIRI

Semoga menjadi inspirasi sahabat sekalian,,,

SALAM MOTIVASI !!!

Terima kasih

Wassalamu'alaikum WR. WB





***
Referensi :
Rabu, 05 Mei 2010 @ 08:59
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/05/ceritamengejar-mimpi.html
*

Kerikil-kerikil




~*~  Kerikil-lerikil  ~*~


Kisah di sebuah pedalaman, hidup seorang pemuda yang pemurung
Seluruh hidupnya selalu dia hiasi dengan penyesalan

Kenapa aku lakukan itu tadi...
Kenapa harus begini...

pernyataan selalu terlontar dalam benak pemuda itu....


Entah berapa hari dia lewati dengan penuh kemurungan itu...
Hingga suatu hari di saat dia duduk di depan rumahnya
muncullah seorang nenek yang tua sedang meminggul sesuatu yang sangat berat di punggungnya


Herannya nenek itu tidak terlihat letih atau pun pucat
Mukanya tampak berseri-seri dan penuh senyuman

Lalu nenek itu bertanya ke pemuda itu

"Nak... Nenek mau tanya...
Kalau lewat jalan ini tembusnya kemana ya?"


Pemuda itu merasa heran dan menjawab

"Oh Nenek mau kemana?
Kalau lewat jalan ini nenek akan ke desa seberang
Ehm nek apa yang Nenek bawa itu?"
pemuda itu pun penasaran dengan ap yang dibawa nenek itu


"Oh terima kasih nak...
Nenek mau ke suatu tempat yang bisa menaruh apa yang nenek bawa ini"
nenek itu pun menjawab


"Memang apa yang nenek bawa ini?"
pemuda itu mulai penasaran


"Nenek membawa kerikil yang nenek pungut di sepanjang perjalanan nenek ini"
Nenek itu menjawab sambil tersenyum


"Maksud nenek yang nenek bawa itu kerikil?
Khan itu berat Nek?
Kenapa nenek tidak merasa lelah membawa kerikil sebanyak itu?"
Pemuda itu makin penasaran


"Karna nenek merasa yang nenek bawa ini bukanlah sebuah kerikil yang memberatkan nenek..
Kerikil ini adalah bagian dari perjalanan nenek menuju tempat dimana harus kerikil ditaruh.
Kerikil itu indah Nak... dan nenek bahagia membawanya"


Perkataan nenek itu membuat pemuda itu terdiam sejenak...
lalu pemuda itu bertanya

"Ehm... Kalau boleh saya tahu tempat yang nenek sebut tadi untuk menaruh kerikil ini dimana nek?"


Dengan senyum yang berseri... nenek itu menjawab

"Kenangan Nak :-)"


Lalu nenek itu berjalan lagi dan menghilang di rerimbunan hutan



(***)
Kesimpulan :

Sahabat, Kisah ini memberikan kita pengertian...
bahwa setiap perjalanan hidup pasti akan ada kerikil-kerikil

Janganlah kerikil-kerikil itu dijadikan beban kita....
ambil dan taruh lah ke dalam kenangan...
jangan pernah sesali apa yang telah kita lewati...
karena waktu tak akan pernah kembali...

Mulailah perbaiki diri...
dan jadikan kerikil-kerikil tadi sebagai pelajaran hidup
yang nantinya tidak terulang kembali....

Ah, saya jadi teringat film yang baru saya tonton kemarin,
judulnya, Drift... apa gitu..
(maksudnya lupa ^_^)

Sang tokoh bernama Han, memiliki prinsip hidup...

"AMBILAH KEPUTUSAN,
DAN JANGAN PERNAH BERFIKIR TUK MENYESALINYA...."

...

Trimakasih telah membaca....

Salam Motivasi selalu... Tuk Sahabat-sahabatku...!





***
Referensi :
Selasa, 13 Februari 2010 @ 08:01
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/cerita-kerikil-kerikil.html
*

Ayla





~*~  Kisah Ayla  ~*~



Ayla
Nama yang indah untuk seorang gadis
Namun sayang, perlakuan yang mereka terima,
tidak setara dengan nama indah yang mereka sandang

Karena memang, Ayla dalam kisah ini bukanlah sebuah nama bagi seorang gadis
Tapi, Ayla, adalah julukan bagi sebuah profesi yang dinistakan


Ayla, atau Anak-anak Yang di Lacurkan,
adalah komunitas kecil anak-anak gadis yang tinggal di temaram lampu-lampu taman
Usia mereka masih sangat muda, berkisar antara 11 hingga 18 tahun

Mereka hadir, dan terpaksa tinggal di jalan,
menjajakan diri, mendapat perlakuan kasar,
dengan imbalan yang tak setimpal


Dengan modal ember, yang diisi beberapa minuman ringan dan rokok,
mereka dipaksa untuk mencari tamu
Mereka berdiri berjejer di pinggir jalan,
atau menunggu dalam tenda-tenda kecil di pojok taman

Setiap orang boleh menyentuh mereka,
asalkan mau membeli minuman yang mereka jual

Mereka tak bisa menolak untuk di raba dan dipegang,
karena tuntutan setoran yang harus dipenuhi
Bahkan tak jarang, anak-anak yang masih belia itu,
terpaksa melacurkan diri untuk mendapatkan uang lebih banyak



Suatu ketika, ada seorang anak yang kami temui dalam sebuah penelitian
Dia masih amat belia
Sebut saja namanya, Isah

Mungkin, usianya baru 15 tahun
Dia kami temui di sebuah taman di bilangan Prumpung, Jakarta

Kami, yang datang sebanyak 3 orang, mulai terlibat obrolan yang menyenangkan
Kami bertanya tentang apa yang dirasakan anak gadis ini
Dia pun bercerita tentang pengalaman pahitnya di jalanan

Kami juga bertanya apa yang menjadi harapan dan angan-angannya kelak,
dan menawarkan bantuan agar dia terbebas dari tempat semacam ini
Dia tersenyum, dan menawarkan minuman ringan dagangannya


Tak terasa, sudah banyak sekali yang disampaikan gadis ini
Harapannya tak banyak, angan-angannya tak muluk-muluk
Dia tampak senang sekali, saat mengetahui, kami datang untuk menanyakan kabarnya
Dia tampak bahagia, dan berharap kami sering datang untuk mendengar kisahnya

Ya, kami kembali tersenyum, dan berjanji untuk mau menjadi sahabatnya
Sayang, kami harus kembali,
kemudian, salah seorang teman bertanya,

"Isah, kami harus bayar berapa untuk minuman ini?"


Dia hanya diam
Namun, tiba-tiba wajahnya memerah
Matanya berkaca-kaca

Sambil di pegangnya botol-botol itu, dia menatap kami satu-persatu

Nanar...
Dia mulai menangis...


Kami mulai bingung
Wajahnya menunduk, airmatanya berlinang...


"Mas, dan Mbak semua jahat
Mas bukan teman Isah
Nggak ada bedanya sama orang-orang itu!"


"Isah ikhlas kasih itu buat Mas, nggak minta bayaran!
Kenapa Mas anggap Isah jualan buat gituan...?"
ucapnya lirih, menahan tangis


Rupanya, dia merasa tersinggung,
karena kami menganggap minuman itu sama dengan jasa yang dia berikan


Akhirnya kami bertiga berusaha menenangkannya dan meminta maaf
Dia bisa memahami setelah menjelaskan sikap kami
Dia pun kembali tersenyum




(*) Kesimpulan :

Sahabatku, begitulah, harga diri, kehormatan yang dimiliki Isah,
tetap tak bernilai di dalam dirinya

Ia, walaupun terpojok dengan profesi yang harus di jalaninya,
tetap memiliki kebanggaan diri sebagai manusia,
yang tak mau di lecehkan

Tekadnya tetap kuat, perasaannya tetap murni,
bahwa tiap orang, tak pantas untuk dilecehkan,
tak pantas untuk mendapat perlakuan tak setara


Adakah kebanggaan diri itu terpatri dalam diri kita?
Begitulah, saat ini, saya merasa beruntung sekali,
melewatkan malam ulang tahun saya, bersama mereka, Ayla

Kebetulan, pada malam ini pula, mereka mementaskan teater musik,
yang berkisah tentang dunia yang mereka jalani

Sebuah teater yang menarik,
dengan semua pemain yang terdiri dari para Ayla

Walaupun mereka bercerita, pada saat latihan, sering harus terhenti,
karena ada yang menangis saat memainkan peran-peran itu

Ya, saya bersyukur sekali kepada Allah,
dapat menghabiskan malam ini bersama mereka
Menjadi teman bagi mereka,
menjadi telinga bagi mereka

Saya senang sekali dapat menjadi orang yang mereka percayai,
orang yang mereka anggap sahabat, pelindung,
dan menjadi tempat untuk bercerita


Ada banyak hikmah dan pelajaran yang saya dapat dari mereka,
dan hal itu, membuat saya semakin lengkap menjadi manusia

Sekali lagi, terima kasih
Semoga Allah, akan menguatkan jemari ini untuk tetap menuliskan semua hikmah-hikmah-Nya

Semoga Allah, akan memberikan kekuatan pada saya untuk dapat meneruskan semua pelajaran yang diberikan-Nya

Semoga Allah memberikan saya kekuatan, dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan-Nya
Aamiin... Allahuma Aamiin......

Hope you are well and please do take care
Wassalamualaikum wr wb. Salam hangat!!

(Tulisan dari sahabat Irfan)



***
Referensi :
Minggu, 01 November @ 19:35
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/11/cerita-ayla.html
*

Kado Buat Papa





~*~  Kado Buat Papa  ~*~



Menjelang hari raya,
seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado
Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.

"Untuk apa?"
tanya sang ayah


"Untuk kado, mau kasih hadiah"
jawab si kecil


"Jangan dibuang-buang ya !!"
pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil


Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya,

"Pa, Pa ada hadiah untuk Papa"


Sang ayah yang masih malas-malasan,
matanya pun belum melek, menjawab,

"Sudahlah nanti saja..."


Tetapi si kecil pantang menyerah,

"Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang"


"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa"


Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya


"Hadiah apa nih?"


"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang..."

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu
Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong


Tidak berisi apa pun juga


"Ah, kamu bisa saja
Bingkisannya koq kosong
Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal?"


Si kecil menjawab,
"Nggak Pa, nggak kosong.
Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa..."


Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya
Dipeluknya, diciumnya...


"Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini
Papa akan selalu menyimpan boks ini
Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri,
Papa akan mengambil satu
Nanti kalau kosong diisi lagi ya !"



(*) Kesimpulan :


Sahabatku, kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi,
tidak memiliki nilai apa pun,
tiba-tiba terisi,
tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi

Apa yang terjadi ?
Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah,
di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun

Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong
Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain

Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain


Kosong dan penuh keduanya merupakan produk dari "pikiran" kita sendiri
Sebagaimana kita memandangi hidup, demikianlah kehidupan kita.

Hidup menjadi berarti, bermakna
karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya

Bagi mereka yang tidak memberikan makna,
tidak memberikan arti,
hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong...........

Jangan memandang kehidupan ini dengan pesimis ... berikanlah arti dan makna untuk menjadikan hidup yang lebih baik ...

Lihatlah.... dengarlah.... Rasakanlah....
Sungguh amat besar nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita....

Bersyukurlah.....!

Jazakumullah telah membaca...
Semoga hari anda selalu menyenangkan... ^_^

Salam Motivasi





***
Referensi :
Selasa, 17 November @ 02:39
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/11/cerita-gift.html
*

Minggu, 24 November 2013

Hidup Itu Sederhana





~*~  Hidup Itu sederhana ~*~



Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah,
dan hal itu terlihat oleh peng-interview,
dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut

ernyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah,
cukup memelihara kebiasaan yang baik


—- 000 —–

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda
Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb
Selain memperbaiki sepeda tersebut,
si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap
Murid-murid lain menertawakan perbuatannya

Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya,
si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah,
cukup punya inisiatif sedikit saja


—- 000 —–


Seorang anak berkata kepada ibunya:
“Ibu hari ini sangat cantik”

Ibu menjawab:
“Mengapa?”

Anak menjawab:
“Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah

”Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah,
hanya perlu tidak marah-marah


—- 000 —–


Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah
Temannya berkata:
“Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras,
Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur”

Petani menjawab:
“Aku bukan sedang memupuk tanamanku,
tapi aku sedang membina anakku”

Ternyata membina seorang anak sangat mudah,
cukup membiarkan dia rajin bekerja


—- 000 —–


Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:
“Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan,
bagaimana cara mencarinya?”

Ada yang menjawab:
“Cari mulai dari bagian tengah”

Ada pula yang menjawab:
“Cari di rerumputan yang cekung ke dalam”

Dan ada yang menjawab:
“Cari di rumput yang paling tinggi”

Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
“Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana”

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang,
cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan,
jangan meloncat-loncat


—- 000 —–


Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan

“Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku”

Katak di pinggir jalan menjawab
“Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah”

Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan”
dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri,
cukup hindari kemalasan saja


—- 000 —–


Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir,
semua berjalan dengan berat,  sangat menderita,
hanya satu orang yang berjalan dengan gembira

Ada yang bertanya
“Mengapa engkau begitu santai?”

Dia menjawab sambil tertawa
“Karena barang bawaan saya sedikit”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan,

cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja

"You are what you think about. Beware of your mind"


—- 000 —–


SALAM MOTIVASI.....!!





***
Referensi :
Kamis, 01 Juli 2010 @ 09:41
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/07/cerita-ternyata-hidup-ini-sederhana.html
*

Anak Kecil





~*~  Anak Kecil  ~*~



Suatu ketika terlihat dua anak kecil kakak beradik sedang berebut sebuah mainan di depan teras rumah
Mereka memperebutkan sebuah mainan robot-robotan

“Mainan ini miliku!”
kata anak itu sanbil menarik mainan robot yang di pegang adiknya


“Adik pinjam sebentar!”
kata sang adik sambil memegang mainan tersebut


“Ga boleh, kakak mau main!”
kata sang kakak


Karena tidak sabar, sang kakak mulai memukul kepala sang adik


“Waaaaaaaaaaa, kakak jahat, kakak jahat!”
sang adik menangis dan berlari menuju ibunya


Sang Ibu terlihat berusaha mendiamkan dengan mencarikan mainan pengganti


Tak lama kemudian, sang adik mendekati kakaknya, dan memamerkan mainan barunya kepada kakaknya


“Mainanku lebih bagus!”
dengan bangga sang adik berbicara kepada kakaknya


“Ah, biasa aja! Yuk main bareng!”
ajak sang kakak kepada adiknya


Kemudian sang adik bermain bersama kakaknya kembali dengan canda dan tawa
Sang adik melupakan rasa sakitnya karena dipukul oleh kakaknya tadi



(*) Kesimpulan :
Sahabatku, seharusnya kita malu kepada sikap anak-anak kecil
Mereka mudah sekali melupakan dan memaafkan kesalahan saudaranya sendiri
Tidak butuh waktu lama mereka untuk akur kembali
Bahkan mereka tidak membutuhkan kata maaf dari saudaranya

Sungguh berbeda dengan diri kita
Berat sekali kita memaafkan kesalahan seseorang

Jangankan yang belum meminta maaf,
yang sudah meminta maafpun kita merasa berat untuk memberikan kata maaf

Bahkan kita enggan menatap wajahnya
Memendam kemarahan hingga bertahun-tahun
Tanpa sadar kita telah memendam banyak bara amarah dalam diri kita


Sahabatku, belajarlah utuk mudah memaafkan orang lain
Lupakanlah kesalahan mereka,
dan sebaliknya ingatlah selalu jasa mereka

Buanglah bara-bara amarah dalam diri kita ini dengan pemberian maaf yang tulus dan ikhlas
Bahkan ketika mereka belum meminta maaf kepada kita

Yakinlah, suatu saat anda akan terkejut,
bahwa hidup ini ternyata sungguh jauh lebih indah dari biasanya,
Insya Allah...

Jazakumullah telah membaca cerita ini,
semoga bermanfaat...





***
Referensi :
Minggu, 01 November @ 19:38
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/11/cerita-anak-kecil.html
*

Harimau Dan Serigala





~*~ Harimau Dan Serigala  ~*~



Di sebuah hutan, tinggallah seekor serigala pincang
Hewan itu hidup bersama seekor harimau yang besar berbadan coklat keemasan

Luka yang di derita serigala, terjadi ketika ia berusaha menolong harimau yang di kejar pemburu
Sang serigala berusaha menyelamatkan kawannya
Namun sayang, sebuah panah yang telah di bidik malah mengenai kaki belakangnya

Kini, hewan bermata liar itu tak bisa berburu lagi bersama harimau,
dan tinggal di sebuah gua, jauh dari perkampungan penduduk


Sang harimau pun tahu bagaimana membalas budi
Setiap selesai berburu, di mulutnya selalu tersisa sepotong daging untuk dibawa pulang
Walaupun sedikit, sang serigala selalu mendapat bagian daging hewan buruan

Sang harimau paham,
bahwa tanpa bantuan sang kawan
ia pasti sudah mati terpanah si pemburu

Sebagai balasannya, sang serigala selalu berusaha menjaga keluarga sang harimau dari gangguan hewan-hewan lainnya
Lolongan serigala selalu tampak mengerikan bagi siapapun yang mendengar
Walaupun sebenarnya ia tak bisa berjalan dan hanya duduk teronggok di pojok gua

Rupanya, peristiwa itu telah sampai pula ke telinga seorang pertapa
Sang pertapa, tergerak hatinya untuk datang
bersama beberapa orang muridnya

Ia ingin memberikan pelajaran tentang berbagi dan persahabatan,
kepada anak didiknya

Ia juga ingin menguji keberanian mereka,
sebelum mereka dapat lulus dari semua pelajaran yang diberikan olehnya

Pada awalnya banyak yang takut,
namun setelah di tantang, mereka semua mau untuk ikut


Di pagi hari, berangkatlah mereka semua
Semuanya tampak beriringan, dipandu sang pertapa yang berjalan di depan rombongan

Setelah seharian berjalan, sampailah mereka di mulut gua,
tempat sang harimau dan serigala itu menetap

Kebetulan, sang harimau baru saja pulang dari berburu,
dan sedang memberikan sebongkah daging kepada serigala

Melihat kejadian itu, sang pertapa bertanya kepada murid-muridnya

"Pelajaran apa yang dapat kalian lihat dari sana..?


Seorang murid tampak angkat bicara,

"Guru, aku melihat kekuasaan dan kebaikan Tuhan
Tuhan pasti akan memenuhi kebutuhan setiap hamba-Nya
Karena itu, lebih baik aku berdiam saja,
karena pada akhirnya Tuhan akan selalu memberikan rezekinya kepada ku lewat berbagai cara"


Sang pertapa tampak tersenyum
Sang murid melanjutkan ucapannya,

"Lihatlah serigala itu
Tanpa bersusah payah, dia bisa tetap hidup, dan mendapat makanan"


Selesai bicara, murid itu kini memandang sang guru
Ia menanti jawaban darinya

"Ya, kamu tidak salah
Kamu memang memperhatikan, tapi sesungguhnya kamu buta
Walaupun mata lahirmu bisa melihat,
tapi mata batinmu lumpuh
Berhentilah berharap menjadi serigala,
dan mulailah berlaku seperti harimau"



(***)
Kesimpulan :

Adalah benar bahwa Tuhan ciptakan ikan kepada umat manusia
Adalah benar pula, Tuhan menghamparkan gandum di tanah-tanah petani
Tapi apakah Tuhan ciptakan ikan-ikan itu dalam kaleng-kaleng sardin?
Atau, adakah Dia berikan kepada kita gandum-gandum itu hadir dalam bentuk seplastik roti manis?

Saya percaya, ikan-ikan itu dihadirkan kepada kita lewat peluh dan kerja keras dari nelayan
Saya juga pun percaya, bahwa gandum-gandum terhidang di meja makan kita, lewat usaha dari para petani,
dan kepandaian mereka mengolah alat panggang roti

Begitulah, acapkali memang dalam kehidupan kita,
ada fragmen tentang serigala yang lumpuh
dan harimau yang ingin membalas budi

Memang tak salah jika disana kita akan dapat menyaksikan kebesaran dan kasih sayang dari Tuhan
Dari sana pula kita akan mendapatkan pelajaran tentang persahabatan dan kerjasama
Namun, ada satu hal kecil yang patut diingat disana,
bahwa: berbagi, menolong, membantu sudah selayaknya menjadi prioritas dalam kehidupan kita

Bukan karena hal itu adalah suatu keterpaksaan,
bukan pula karena di dorong rasa kasihan dan ingin membalas budi

Berbagi dan menolong, memang sepatutnya mengalir dalam darah kita
Disana akan ditemukan nilai-nilai dan percikan cahaya Tuhan
Sebab disana, akan terpantul bahwa kebesaran Tuhan hadir dalam tindak dan perilaku yang kita lakukan

Di dalam berbagi akan bersemayan keluhuran budi,
keindahan hati dan keagungan kalbu

Sahabat, jika kita bisa memilih,
berhentilah berharap menjadi serigala lumpuh,
dan mulailah meniru teladan harimau

Salam Motivasi… ! ^_^





***
Referensi :
Sabtu, 16 Januari 2010 @ 20:26
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/01/cerita-harimau-dan-serigala.html
*

Beruntung Atau Malang





~*~  Beruntung Atau Malang  ~*~



Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya
Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa

Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang,
lari begitu saja dari kandang menuju hutan

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata:

“Wahai Pak Tani, sungguh malang nasibmu!”


Pak tani hanya menjawab,
“Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”


Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya,
dengan membawa 100 kuda liar dari hutan

Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa
Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni “koleksi” kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum

Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi,
untuk dijinakkan dan dijual

Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak,
dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata:

“Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”

Pak tani hanya menjawab,
“Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”


Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya
Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat,
sehingga pemuda itu jatuh dan patah kakinya

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata:

“Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!”


Pak tani hanya menjawab,
“Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”


Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya.
Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali

Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu
Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh

Seluruh pemuda pun wajib bergabung,
kecuali yang sakit dan cacat

Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur,
dan berkata:

“Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”

Pak tani hanya menjawab,
“Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”


(sumber : arifperdana.wordpress.com)



(***)
Kesimpulan :

Sahabat, kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut:
non-judgement

Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara

Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai “kesialan”,
barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju “keberuntungan”

Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas,
berhenti untuk “menghakimi” kejadian dengan label-label “beruntung”, “sial”, dan sebagainya

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti


Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya,
bisa jadi bukan suatu “kesialan”, manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain

Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari ini,
kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya . . . .
yang selama ini kita sebut dengan “kesialan” , “musibah ” dll

karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu

“Hadapi badai kehidupan sebesar apapun
Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita
Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja”

Hal semacam ini juga sering terjadi pada diri kita
jika kita mau memperhatikannya

Pertanyaannya, Apakah Anda sekarang mengalami Keberuntungan Atau Kemalangan ?
Percayalah.... ALLAH senantiasa memberikan apa-apa yanga dadibalik suatu kejadian

Trimakasih telah membaca...

Salam Motivasi...!





***
Referensi :
Selasa, 13 Februari 2010 @ 07:54
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/cerita-beruntung-atau-malang.html
*

Batu Kecil





~*~  Sebuah Batu Kecil  ~*~




Di suatu daerah pegunungan,
sesosok pemuda sedang mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke desa lain

Desa itu cukup jauh, harus melawati hutan-hutan dan gua
Pemuda itu hanya mampu membawa bekal untuk sekali perjalanan


Saat pemuda itu memulai perjalanan,
ia bertemu pengemis tua dengan pakaian penuh robek dan kumuh
Karena pemuda itu hanya mempunyai bekal secukupnya,
dia pura-pura tidak melihat pegemis tua tersebut,
dan berjalan melewatinya


Tiba-tiba sang pengemis tua itu berkata,

“Hai pemuda, ketika engkau melawati sebuah gua,
ambil batu disekitarmu sebanyak-banyaknya!”


Pemuda itu cukup kaget,
akan tetapi dia tetap tidak memperhatikannya,

“aghh, dasar pengemis, mau minta perhatian saja,
paling dia mau minta sedekah”
Pikirnya

Perjalanan pemuda itu dilanjutkan hingga hari sudah mulai malam
Ia pun harus mempercepat perjalanannya,
karena dia harus melewati sebuah gua yang sangat gelap

Ketika masuk ke dalam gua,
ia teringat akan pesan pengemis tua

“ah, ngapain saya menuruti kata-kata pengemis tua itu!
lagipula ngapain saya harus membawa batu-batu di gua ini,
menambah beban saya aja, mungkin pengemis itu sudah gila kali”
keluhnya


Pemuda itu berjalan sambil meraba-raba karena gelapnya gua itu


Sesaat kemudian di berfikir kembali,

“Mungkin ada benarnya kata pengemis tua itu…”


ia mulai penasaran dengan pesan pengemis tadi


Pemuda itupun mengambil sebuah batu kecil dan dimasukan ke saku celana


Perjalanan panjang telah ia lalui, setelah melewati gua,
ia mengarungi lembah, melewati gunung,
hingga tak terasa bekalnya habis
Ia memaksa berjalan, walau perut kelaparan


Akhirnya ia sampai juga di desa tujuannya,
dan langsung ambruk tertidur di bawah sebuah pohon
Ia tertidur pulas


Tak lama kemudian, disaat berganti posisi, ia bangun,
terasa ada yang mengganjal di celananya

“Ah, dasar bodohnya aku ini, aku membawa kemana-mana batu kecil tak berguna ini,
menuruti kata-kata pengemis gila itu!
Ku buang aja!”
katanya dengan kesal


Ketika akan membuang batu itu,
terlihat batu itu berkilauan, memantulkan cahaya

Mata pemuda itu langsung terbelalak


“hah….., batu ini emas!”
matanya melototi batu yang dipegangnya


“ah…., andaikan saja……”

(Cerita saya kutip darii buku Quantum Teaching)



(*) Kesimpulan :

Sahabatku, penyesalan memang terasa setelah kejadian telah berlalu
Seberapa sering diri kita ini membiarkan dan cuek terhadap sebuah pesan, nasehat, saran, kritik,
dari orang tua kita, guru-guru kita, teman-teman kita, bahkan orang asing yang selalu kita anggap hanya omong kosong belaka

Kita sombong terhadap nasehat-nasehat itu
Nasehat yang membuat kita baru sadar bahwa ternyata pesan, nasehat, kritik, orang-orang terdekat kita itu
akan membawa kita ke gudang emas kesuksesan
Akan tetapi kita mengabaikannya

Kita merasa tidak butuh oleh nasehat orang lain
Dan waktu tidak akan bisa kembali, kita hanya bisa menyesalinya

Allah telah mengirimkan kita penasehat-penasehat melalui Nabi dan Rasul-Nya
Dan di teruskan kepada para ulama, dalam menyampaikan pesan-pesan yang akan membawa kita ke surga

Tapi, mengapa kita masih saja mengabaikannya?
Ataukah kita berharap akan menyesalinya di hari kemudian?

pikir dong.. pikir !!!
pikir dulu yukk !!!!!!


Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat





***
Referensi :
Rabu, 28 Oktober @ 08:07
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-garam-dan-telaga.html
*

Harta Yang Sebenarnya





~*~  Harta Kita Yang Sebenarnya  ~*~



Sahabat...

Kita sering salah menyikapi HARTA KITA YANG SEBENARNYA milik kita,
banyak orang menumpuk hartanya di bank, investasi saham, membeli tanah, rumah, mobil dan lains sebagainya

Apakah benar itu milik kita yang sebenarnya???

Untuk menjawabnya marilah kita belajar dengan kisah Ibu Ella yang sangat sederhana ini:


(***)
Ibu Ela adalah wanita yang pekerjaannya mengumpullkan sampah plastik dari kemasan
Cuma untuk memperolehnya, dia harus memungutnya di sungai

wanita paruh baya, kurus, rambutnya diikat ke belakang,
banyak warna putihnya itu berumur 54 tahun,
inilah petikan wawancara tim Uang Kaget RCTI dengan Bu Ela


“Assalamu’alaikum…”


“Wa’alaikum salam. Ada apa ya Pak?”
tanya Ibu Ela


“Saya dari tabloid An Nuur, mendapat cerita dari seseorang untuk menemui Ibu
Kami mau wawancara sebentar, boleh Bu…?
saya menjelaskan, dan mengunakan ‘Tabloid An Nuur’ sebagai ‘penyamaran’


“Oh.. boleh, silahkan masuk...”


Ibu Ela, masuk lewat pintu belakang


Saya menunggu di depan
Tak beberapa lama, lampu listrik di ruang tengahnya nyala,
dan pintu depan pun dibuka

“Silahkan masuk…”


Saya masuk ke dalam ‘ruang tamu’ yang diisi oleh dua kursi kayu yang sudah reot
Tempat dudukannya busa yang sudah bolong di bagian pinggir

Rupanya Ibu Ela hanya menyalakan lampu listrik jika ada tamu saja
Kalau rumahnya ditinggalkan, listrik biasa dimatikan
Berhemat katanya.

“Sebentar ya Pak, saya ambil air minum dulu”
kata Ibu Ela


Yang dimaksud Ibu Ela dengan ambil air minum adalah menyalakan tungku dengan kayu bakar
dan diatasnya ada sebuah panci yang diisi air

Ibu Ela harus memasak air dulu untuk menyediakan air minum bagi tamunya


“Iya Bu.. ngga usah repot-repot”
Kata saya ngga enak


Kami pun mulai ngobrol, atau ‘wawancara’

Ibu Ela ini usianya 54 tahun,
pekerjaan utamanya mengumpulkan plastic dan menjualnya seharga Rp 7.000 per kilo

Ketika saya Tanya aktivitasnya selain mencari plastic,


“Mengaji…”
katanya


“Hari apa aja Bu…?”
Tanya saya

“Hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu…”
jawabnya

Hari Jum’at dan Minggu adalah hari untuk menemani Ibunya yang dirawat di rumahnya


Oh.. jadi mengaji rupanya yang jadi aktivitas paling banyak
Ternyata dalam pengajian itu, biasanya ibu-ibu pengajian yang pasti mendapat minuman kemasan, secara sukarela
dan otomatis akan mengumpulkan gelas kemasan air mineral dalam plastik dan menjadi oleh-oleh untuk Ibu Ela

Hmm, sambil menyelam minum air rupanya

Sambil mengaji dapat plastik

Saya tanya lagi,

“Paling jauh pengajiannya dimana Bu?”


“Di dekat terminal Bubulak, ada mesjid taklim tiap Sabtu
Saya selalu hadir; ustadznya bagus sih…”
kata Ibu Ela

“Kesana naik mobil dong..?”
tanya saya


“Saya jalan kaki”
kata Ibu Ela


“Kok jalan kaki…?”
tanya saya penasaran


Penghasilan Ibu Ela sekitar Rp 7.000 sehari
Saya mau tahu alokasi uang itu untuk kehidupan sehari-harinya

Bingung juga bagaimana bisa hidup dengan uang Rp 7.000 sehari

“Iya.. mas, saya jalan kaki dari sini
Ada jalan pintas, walaupun harus lewat sawah dan jalan kecil
Kalau saya jalan kaki, khan saya punya sisa uang Rp 2.000 yang harusnya buat ongkos,
nah itu saya sisihkan untuk sedekah ke ustadz…”
Ibu Ela menjelaskan

“Maksudnya, uang Rp 2.000 itu Ibu kasih ke pak Ustadz?”
Saya melongo

Khan Ibu ngga punya uang, gumam saya dalam hati


“Iya, yang Rp 2.000 saya kasih ke Pak Ustadz… buat sedekah”
Kata Ibu Ela, datar


“Kenapa Bu, kok dikasihin?”
saya masih bengong


“Soalnya, kalau saya sedekahkan, uang Rp 2.000 itu
udah pasti milik saya di akherat, dicatet sama Allah…
Kalau uang sisa yang saya miliki bisa aja rezeki orang lain,
mungkin rezeki tukang beras, tukang gula, tukang minyak tanah…”
Ibu Ela menjelaskan


kedengarannya jadi seperti pakar pengelolaan keuangan keluarga yang hebat


Dzig!
Saya seperti ditonjok Cris John
Telak!


Ada rambut yang serempak berdiri di tengkuk dan tangan saya
Saya Merinding!

Ibu Ela tidak tahu kalau dia berhadapan dengan saya,
seorang sarjana ekonomi yang seumur-umur belum pernah menemukan teori pengelolaan keuangan seperti itu

Jadi, Ibu Ela menyisihkan uangnya, Rp 2.000 dari Rp 7.000 sehari
untuk disedekahkan kepada sebuah majlis karena berpikiran bahwa
itulah yang akan menjadi haknya di akherat kelak?

‘Wawancara’ yang sebenarnya jadi-jadian itu pun segera berakhir
Saya pamit dan menyampaikan bahwa kalau sudah dimuat,
saya akan menemui Ibu Ela kembali,
mungkin minggu depan

Saya sebenarnya on mission,
mencari orang-orang seperti Ibu Ela yang cerita hidupnya bisa membuat ‘merinding’..

Saya sudah menemukan kekuatan dibalik kesederhanaan
Keteguhan yang menghasilkan kesabaran
Ibu Ela terpilih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa
dan tak terduga

Minggu depannya, saya datang kembali ke Ibu Ela,
kali ini bersama dengan tim kru televisi
dan seorang presenter kondang yang mengenakan tuxedo, topi tinggi, wajahnya dihiasai janggut palsu,
mengenakan kaca mata hitam dan selalu membawa tongkat

Namanya Mr. EM (Easy Money)

Kru yang bersama saya adalah kru Uang Kaget,
program di RCTI yang telah memilih Ibu Ela sebagai ‘bintang’ di salah satu episode yang menurut saya salah satu yang terbaik
Saya mengetahuinya, karena dibalik kacamata hitamnya,
Mr. EM seringkali tidak kuasa menahan air mata yang membuat matanya berkaca-kaca

Tidak terlihat di televisi,
tapi saya merasakannya

Ibu Ela mendapatkan ganti dari Rp 2.000 yang disedekahkannya
dengan Rp 10 juta dari uang kaget
Entah berapa yang Allah akan ganti di akherat kelak

Ibu Ela membeli beras, kulkas, makanan, dll
untuk melengkapi rumahnya


Entah apa yang dibelikan Allah untuk rumah indahnya di akherat kelak...

Sahabat...
Hidup ini fana...
sementara...

Kita diberi waktu di dunia ini untuk menyiapkan KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA di akhirat

Barang siapa yang mengumpulkan hartanya hanya untuk KEDUNIAAN
maka itu semua PASTI akan DITINGGALKAN...

Tetapi barang siap mengumpulkan hartanya untuk NEGERI AKHIRAT,
maka kita PASTI akan MENDATANGINYA....

Sudahkah kita menyiapkan HARTA KITA YANG SEBENARNYA di akherat?

(Kiriman : Ogy Adna)

Trimakasih telah membaca Sahabat...!

SALAM MOTIVASI...!





***
Referensi :
Selasa, 13 Februari 2010 @ 07:58
Oleh Ogy Adna
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/cerita-harta-kita-yang-sebenarnya.html
*

Filosofi Burung Angsa





~*~  Filosofi Burung Angsa  ~*~



Sebuah renungan bagi kita semua

Kalau kita tinggal di negara empat musim,
maka pada musim gugur akan terlihat rombongan burung angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin
Burung-burung angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V"

Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan burung angsa tersebut
terbang dengan formasi "V"

(*)
Fakta:

Saat setiap burung mengepakkan sayapnya,
hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya
Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus “dinding udara” di depannya
Dengan terbang dalam formasi "V",
seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh
daripada kalau setiap burung terbang sendirian

Pelajaran:

Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama
serta saling membagi dalam komunitas
mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah

Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong
dan mendukung satu dengan yang lain


(*)
Fakta:

Kalau seekor burung angsa terbang keluar dari formasi rombongan,
ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian

Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan
dari daya dukung yang diberikan burung di depannya

Pelajaran:

Kalau kita memiliki cukup logika umum
seperti seekor burung angsa,
kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan

Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya
Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri
daripada melakukannya bersama-sama


(*)
Fakta:

Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah,
ia terbang memutar ke belakang formasi,
dan burung angsa lain akan terbang menggantikan posisinya

Pelajaran:

Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian
dan memimpin secara bersama

Seperti halnya burung angsa,
manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan,
kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia,
talenta atau sumber daya lainnya


(*)
Fakta:

Burung-burung angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang
untuk memberikan semangat kepada burung angsa yang terbang di depan
sehingga kecepatan terbang dapat dijaga

Pelajaran:

Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan
Dalam kelompok yang saling menguatkan,
hasil yang dicapai menjadi lebih besar

Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan)
adalah kualitas suara yang kita cari

Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan
dan bukan melemahkan


(*)
Fakta:

Ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh,
dua burung angsa yang lain akan ikut keluar dari formasi bersama burung angsa tersebut
dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi

Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu
sampai ia mati atau dapat terbang lagi
Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri
atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka

Pelajaran:

Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung angsa,
kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka,
sama seperti ketika segalanya baik

Jadi apa keuntungan yang kita dapat dari perdebatan tak berujung
karena perbedaan?
Bukankah lebih baik kita bahu membahu
saling mengisi kekurangan kita?
Mencari solusi terbaik bersama-sama disaat kita berbeda pandangan?
Ingatlah kawan, bangsa ini bukan hanya milik kita
tapi milik penerus dan keturunan kita juga

Akankah kita mewariskan bangsa ini pada penerus kita bangsa yang carut marut tanpa arti?
Jawabannya ada pada sahabat sekalian

"Burung angsa pun bisa melakukannya, bagaimana dengan kita, sahabat?"

Semoga filosofi ini bermanfaat buat kita semua

Terimakasih telah membaca,... Salam Motivasi





***
Referensi :
Jum'at, 23 Februari 2010 @ 10:10
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/certa-filosofi-burung-angsa.html
*

Mantel Kuning




~*~  Mantel Kuning  ~*~



Rinai hujan selalu membuat saya terharu
Rintiknya, mengingatkan pada masa-masa yang telah lalu
Begitu pula hari ini

Dulu, sewaktu kecil, saya ingin sekali punya mantel hujan
Kuning, itu warna yang saya inginkan

Teman-teman saya yang lain telah memilikinya,
dan mereka tampak gagah dengan mantel itu

Untuk anak kelas 2 SD,
semua yang berwarna cerah, akan selalu tampak indah
Namun sayang, Ibu tak punya cukup uang untuk membelinya
Walau sempat kecewa, saya harus menurut,
dan menahan keinginan untuk mempunyai mantel kuning itu

Walau begitu, saya tetap kesal
Dan rasa itu memuncak ketika saya harus pulang dari sekolah

Hari itu hujan begitu deras
Saya makin kecewa dengan Ibu
Sebab, jika ada mantel, tentu saya tak perlu kena hujan,
dan bisa bergabung bersama teman-teman yang lain

Kesal, dan marah, begitulah yang saya rasakan saat itu
Sementara yang lain tertawa dan menikmati hujan,
saya harus berjalan pulang dengan tubuh yang basah kuyup


Ah..di tengah perjalanan, saya bertemu dengan Ibu
Dia tampak membawakan payung untuk saya
Karena terlanjur marah, saya tak menerima payung itu, dan ngambek,
untuk tetap pulang tanpa payung

Walau begitu, ia tampak ingin melindungi saya dengan payungnya
Mendekap, agar saya tak terlalu basah terkena hujan

Hujan makin deras, dan kami pun berjalan pulang,
walau saya tetap ngambek dan menolak untuk di payungi


Sesampainya di rumah, tingkah itu terus saya perbuat
Saya tetap menolak untuk berganti pakaian
Akhirnya dengan sedikit terpaksa, hal itu saya selesaikan

Ibu, kemudian datang dengan handuk,
dan langsung menyelubungi saya dengan handuk itu

Ada kehangatan yang segera menyergap
Saya menjadi lebih tenang
Tetap, tak ada kata-kata yang keluar dari Ibu,
selain terus menghangatkan saya dengan handuk itu

Tangannya terus membersihkan setiap air hujan yang ada di badan
Diseka nya kepala saya, agar tak nanti tak membuat sakit

Masih dalam diam, Ibu kemudian memberikan pakaian ganti
Setelah itu, dia masih menyodorkan teh manis hangat buat saya

Ya, segelas teh manis,
sebab, susu coklat, adalah hal yang jarang saya rasakan saat itu

Ya, kehangatan kembali hadir dalam tubuh
Walau saya mungkin tak mengerti apapun,
saya yakin, ada kehangatan lain yang diberikan Ibu saat itu



(*) Kesimpulan :

Ya, Sahabatku, begitulah kasih seorang ibu
Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning seperti yang saya impikan
Namun, payungnya telah membuat saya aman

Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning untuk terhindar dari hujan,
namun, dekapannya membuat saya terhindar dari apapun

Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning itu,
namun, handuk hangatnya melebihi setiap kehangatan yang mampu diberikan setiap mantel

Ibu mungkin tak mampu membelikan mantel kuning,
namun, usapan lembutnya, adalah segalanya buat saya

Ibu mungkin tak menjemput saya dengan mobil atau kendaraan lain,
namun lingkaran tangannya di tubuh saya, adalah dekapan yang paling indah

Ibu mungkin tak bisa memberikan susu coklat,
namun, teh manisnya, lebih berharga dari apapun

Ibu mungkin tak bisa memberikan saya banyak hal lain,
namun, dekapan, usapan, uluran tangan, perhatian, kasih sayang, sudah cukup sebagai penggantinya


Ya, rintik hujan selalu membuat saya terharu
Terima kasih buat Ibu yang tak membelikan saya mantel kuning
Karena, apa yang telah diberikannya selama ini,
jauh melampaui semuanya

(cerita ini saya dapatkan dari adiku tersayang)

Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat





***
Referensi :
Rabu, 28 Oktober @ 08:02
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-mantel-kuning.html
*

Cangkir Yang Cantik





~*~  Cangkir Yang Cantik  ~*~


Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka
Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik

"Lihat cangkir itu,"
kata si nenek kepada suaminya


"Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat"
ujar si kakek


Saat mereka mendekati cangkir itu,
tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara

"Terima kasih untuk perhatiannya,
perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik
Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi,
aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna
Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing

Stop ! Stop ! Aku berteriak!!


Tetapi orang itu berkata
"belum !"


lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang

Stop! Stop !
teriakku lagi


Tapi orang ini masih saja meninjuku,
tanpa menghiraukan teriakanku
Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian


Panas ! Panas !
Teriakku dengan keras


Stop ! Cukup !
Teriakku lagi


Tapi orang ini berkata
"belum !"


Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin

Aku pikir, selesailah penderitaanku
Oh ternyata belum...


Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda
dan dan ia mulai mewarnai aku


Asapnya begitu memualkan

Stop ! Stop !
Aku berteriak


Wanita itu berkata
"belum !"


Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria
dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya


Tolong ! Hentikan penyiksaan ini !
Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya

Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku

Ia terus membakarku


Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin


Setelah benar-benar dingin,
seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca
Aku melihat diriku
Aku terkejut sekali


Aku hampir tidak percaya,
karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik

Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku



(*) Kesimpulan :

Sahabatku, seperti inilah Allah membentuk kita

Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan,
sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata

Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah
untuk mengubah kita supaya menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan Allah


Sahabatku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan,
apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan,
sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang
supaya Anda menjadi sempurna dan utuh
Yang tak kekurangan suatu apapun

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup,
jangan berkecil hati,
karena Allah sedang membentuk Anda

Bentukan -bentukan ini memang menyakitkan
tetapi setelah semua proses itu selesai

Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk Anda

Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat






***
Referensi :
Rabu, 28 Oktober @ 07:55
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-cangkir-yang-cantik.html
*

Empat Isteri





~*~ Empat Isteri  ~*~




Suatu ketika ada pedangang yang kaya raya,
ia memiliki empat istri yang selalu setia menemaninya

Dia mencintai istrinya yang keempat
dan menganugrahinya harta dan kesenangan yang banyak
Sebab dialah yang tercantik diantara semua istrinya
Pria ini selalu memberikan yang terbaik untuk istri keempatnya ini


Pedagang itu juga mencintai istirinya yang ketiga
Dia sangat bangga dengan istrinya ini dan selalu memperkenalkan wanita ini kepada teman-temannya
Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain


Begitu juga dengan istri kedua,
ia pun sangat menyayukainya
Ia adalah istri yang sabar dan pengertian
Kapanpun pedagang ini mendapat masalah,
dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini
Dialah tempat bergantung
Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melewati masa-masa yang sulit


Sama halnya dengan istri yang pertama
Dia adalah pasangan yang sangat setia
Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini
Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami

Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya
Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya,
namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya


Suatu ketika, si pedagang sakit
Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal

Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati,

“Saat ini, aku punya 4 orang istri
Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri
Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri”


Lalu, ia meminta semua istrinya datang,
dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya

“Kaulah yang paling kucintai,
kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah
Nah, sekarang, aku akan mati,
maukah kau mendampingiku dan menemaniku?”

Ia terdiam,

“Tentu saja tidak..“
jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi


Jawaban itu sangat menyakitkan hati
Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya


Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga

“Aku pun mencintaimu sepenuh hati,
dan saat ini, hidupku akan berakhir
Maukah kau ikut denganku,
dan menemani akhir hayatku?”


Istrinya menjawab,
“Hidup begitu indah disini
Aku akan menikah lagi jika kau mati...”


Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini
Badannya mulai merasa demam

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya

“Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah
Dan kau selalu mau membantuku
Kini, aku butuh sekali pertolonganmu
Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku?”


Sang istri menjawab pelan

“Maafkan aku,”
ujarnya


“Aku tak bisa menolongmu kali ini
Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja
Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu”


Jawaban itu seperti kilat yang menyambar
Sang pedagang kini merasa putus asa

Tiba-tiba terdengar sebuah suara,

“Aku akan tinggal denganmu
Aku akan ikut kemanapun kau pergi
Aku, tak akan meninggalkanmu,
aku akan setia bersamamu”

Sang pedagang lalu menoleh ke samping,
dan mendapati istri pertamanya disana

Dia tampak begitu kurus
Badannya tampak seperti orang yang kelaparan


Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam,

“Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu,
tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku”



(*) Kesimpulan :

Sahabatku, sesungguhnya kita punya empat orang istri dalam hidup ini
Istri yang keempat, adalah tubuh kita
Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita
supaya tampak indah dan gagah,
semuanya akan hilang

Ia akan pergi segera kalau kita meninggal
Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya


Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain
Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya


Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman
Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka,
mereka tak akan bisa bersama kita selamanya
Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita


Sahabatku, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita
Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya
Demi kekayaan dan kesenangan pribadi
Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah ....
Yang mampu untuk terus setia
Dan mendampingi kemanapun kita melangkah

Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak !!

Jadi, selagi mampu,
Perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak

Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari.

(cerita ini saya dengarkan dari ceramah Aa Gym)

Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat...





***
Referensi :
Rabu, 28 Oktober @ 08:23
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-empat-istri.html
*