Minggu, 24 November 2013
Batu Kecil
~*~ Sebuah Batu Kecil ~*~
Di suatu daerah pegunungan,
sesosok pemuda sedang mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke desa lain
Desa itu cukup jauh, harus melawati hutan-hutan dan gua
Pemuda itu hanya mampu membawa bekal untuk sekali perjalanan
Saat pemuda itu memulai perjalanan,
ia bertemu pengemis tua dengan pakaian penuh robek dan kumuh
Karena pemuda itu hanya mempunyai bekal secukupnya,
dia pura-pura tidak melihat pegemis tua tersebut,
dan berjalan melewatinya
Tiba-tiba sang pengemis tua itu berkata,
“Hai pemuda, ketika engkau melawati sebuah gua,
ambil batu disekitarmu sebanyak-banyaknya!”
Pemuda itu cukup kaget,
akan tetapi dia tetap tidak memperhatikannya,
“aghh, dasar pengemis, mau minta perhatian saja,
paling dia mau minta sedekah”
Pikirnya
Perjalanan pemuda itu dilanjutkan hingga hari sudah mulai malam
Ia pun harus mempercepat perjalanannya,
karena dia harus melewati sebuah gua yang sangat gelap
Ketika masuk ke dalam gua,
ia teringat akan pesan pengemis tua
“ah, ngapain saya menuruti kata-kata pengemis tua itu!
lagipula ngapain saya harus membawa batu-batu di gua ini,
menambah beban saya aja, mungkin pengemis itu sudah gila kali”
keluhnya
Pemuda itu berjalan sambil meraba-raba karena gelapnya gua itu
Sesaat kemudian di berfikir kembali,
“Mungkin ada benarnya kata pengemis tua itu…”
ia mulai penasaran dengan pesan pengemis tadi
Pemuda itupun mengambil sebuah batu kecil dan dimasukan ke saku celana
Perjalanan panjang telah ia lalui, setelah melewati gua,
ia mengarungi lembah, melewati gunung,
hingga tak terasa bekalnya habis
Ia memaksa berjalan, walau perut kelaparan
Akhirnya ia sampai juga di desa tujuannya,
dan langsung ambruk tertidur di bawah sebuah pohon
Ia tertidur pulas
Tak lama kemudian, disaat berganti posisi, ia bangun,
terasa ada yang mengganjal di celananya
“Ah, dasar bodohnya aku ini, aku membawa kemana-mana batu kecil tak berguna ini,
menuruti kata-kata pengemis gila itu!
Ku buang aja!”
katanya dengan kesal
Ketika akan membuang batu itu,
terlihat batu itu berkilauan, memantulkan cahaya
Mata pemuda itu langsung terbelalak
“hah….., batu ini emas!”
matanya melototi batu yang dipegangnya
“ah…., andaikan saja……”
(Cerita saya kutip darii buku Quantum Teaching)
(*) Kesimpulan :
Sahabatku, penyesalan memang terasa setelah kejadian telah berlalu
Seberapa sering diri kita ini membiarkan dan cuek terhadap sebuah pesan, nasehat, saran, kritik,
dari orang tua kita, guru-guru kita, teman-teman kita, bahkan orang asing yang selalu kita anggap hanya omong kosong belaka
Kita sombong terhadap nasehat-nasehat itu
Nasehat yang membuat kita baru sadar bahwa ternyata pesan, nasehat, kritik, orang-orang terdekat kita itu
akan membawa kita ke gudang emas kesuksesan
Akan tetapi kita mengabaikannya
Kita merasa tidak butuh oleh nasehat orang lain
Dan waktu tidak akan bisa kembali, kita hanya bisa menyesalinya
Allah telah mengirimkan kita penasehat-penasehat melalui Nabi dan Rasul-Nya
Dan di teruskan kepada para ulama, dalam menyampaikan pesan-pesan yang akan membawa kita ke surga
Tapi, mengapa kita masih saja mengabaikannya?
Ataukah kita berharap akan menyesalinya di hari kemudian?
pikir dong.. pikir !!!
pikir dulu yukk !!!!!!
Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat
***
Referensi :
Rabu, 28 Oktober @ 08:07
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-garam-dan-telaga.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar