Selasa, 05 November 2013

Dua Ekor Singa



~*~  Dua Ekor Singa  ~*~



Suatu sore di tengah telaga,
terlihat dua orang yang sedang memancing
Tampaknya, ada ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana

Dengan perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan
Air telaga bergoyang perlahan,
membentuk riak-riak air

Gelombangnya mengalun menuju tepian,
menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan
Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.


"Ayah..."


"Hmm..ya.."
Sang ayah menjawab pelan


Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur


"Beberapa malam ini,"
ucap sang anak


"aku bermimpi aneh...
Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi dalam hatiku
Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam
Keduanya sibuk mencakar dan menggeram,
seperti saling ingin menerkam
Mereka tampak ingin saling menjatuhkan"



Anak muda ini terdiam sesaat
Lalu, mulai melanjutkan cerita,

"singa yang pertama, terlihat baik dan tenang
Geraknya perlahan namun pasti
Badannya pun kokoh dan bulunya teratur
Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku"


Ayah mulai menolehkan kepala,
dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan

"Tapi, Ayah, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku
Geraknya tak beraturan,
sibuk menerjang kesana-kemari
Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak
Suaranya parau dan menyakitkan...
Aku bingung, apakah maksud dari mimpi ini
Apakah singa-singa itu adalah gambaran dari sifat-sifat baik dan buruk yang aku punya?
Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu,
karena sepertinya mereka sama-sama kuat?"



Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung,
sang Ayah mulai angkat bicara


Dipegangnya punggung pemuda gagah di depannya
Sambil tersenyum, ayah berkata,

"pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan..."


Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya
Lalu, dengan satu hentakan kuat,
di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga

Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar
Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga



(*) Kesimpulan :

Sahabatku, begitulah
Setiap diri kita, punya dua ekor "singa" yang selalu bersaing
Keduanya, memang selalu saling menjatuhkan
Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin bagi yang lainnya

Pertarungan diantara mereka, tak pernah tuntas,
karena bisa jadi sering terjadi pergantian pemenang bagi keduanya
Kalah-menang, dalam persaingan macam ini,
layaknya mata koin yang selalu berganti-ganti
Dan kita sering dibuat bingung,
sebab kedua kekuatan baik-buruk ini terlihat sama kuatnya

Tapi, siapakah pemenangnya saat ini dalam diri Anda?
Singa yang kokoh, dengan bulu-bulu yang teratur,
dan gerakan yang mantap serta pasti,
ataukah singa yang sibuk menerjang kesana kemari,
dengan bulu-bulu yang koyak,
dan seringai yang menakutkan?

Lalu, singa macam apa yang kini sedang menguasai Anda,
"singa" yang optimis, pantang menyerah, tekun, sabar, damai, rendah hati, dan toleran,
ataukah "singa" yang pesimis, tertekan, mudah menyerah, sombong dan penuh dengki?


Saya percaya, kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua singa-singa itu
Jika kita sering memberi "makan" pada singa yang damai tadi,
maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan
Jika kita terbiasa untuk memupuk optimis dan pantang menyerah,
maka "singa" keberhasilan lah yang akan kita peroleh
Namun sebaliknya....
jika setiap saat kita memendam marah, menebar prasangka dan dengki, bersikap tak sabar dan mudah menyerah,
maka, akan jelaslah "singa" macam apa yang jadi pemenangnya


Sahabatku, biarkan "singa-singa" penuh semangat hadir dalam jiwa Anda
Rawatlah singa-singa itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani

Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya
Perkuat punggung optimisnya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya
Biarkan singa ini yang jadi pemenang

Namun, jangan biarkan "singa-singa" pemarah menguasai pikiran Anda
Jangan pernah berikan kesempatan bagi kedengkian itu untuk membesar
dan menjadi penghalang keberhasilan
Jangan biarkan rasa pesimis, jiwa yang gundah, tak sabar dan rendah diri menjadi pemimpin bagi Anda

Saya percaya, imbalan yang kita peroleh,
adalah gambaran dari apa yang kita berikan hari ini

Lalu, singa mana yang akan Anda beri makan hari ini?


Jazakumullah telah membaca cerita ini...






***
Referensi :
Senin, 26 Oktober @ 20:06
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-dua-ekor-singa.html
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar