Senin, 25 November 2013
Ayla
~*~ Kisah Ayla ~*~
Ayla
Nama yang indah untuk seorang gadis
Namun sayang, perlakuan yang mereka terima,
tidak setara dengan nama indah yang mereka sandang
Karena memang, Ayla dalam kisah ini bukanlah sebuah nama bagi seorang gadis
Tapi, Ayla, adalah julukan bagi sebuah profesi yang dinistakan
Ayla, atau Anak-anak Yang di Lacurkan,
adalah komunitas kecil anak-anak gadis yang tinggal di temaram lampu-lampu taman
Usia mereka masih sangat muda, berkisar antara 11 hingga 18 tahun
Mereka hadir, dan terpaksa tinggal di jalan,
menjajakan diri, mendapat perlakuan kasar,
dengan imbalan yang tak setimpal
Dengan modal ember, yang diisi beberapa minuman ringan dan rokok,
mereka dipaksa untuk mencari tamu
Mereka berdiri berjejer di pinggir jalan,
atau menunggu dalam tenda-tenda kecil di pojok taman
Setiap orang boleh menyentuh mereka,
asalkan mau membeli minuman yang mereka jual
Mereka tak bisa menolak untuk di raba dan dipegang,
karena tuntutan setoran yang harus dipenuhi
Bahkan tak jarang, anak-anak yang masih belia itu,
terpaksa melacurkan diri untuk mendapatkan uang lebih banyak
Suatu ketika, ada seorang anak yang kami temui dalam sebuah penelitian
Dia masih amat belia
Sebut saja namanya, Isah
Mungkin, usianya baru 15 tahun
Dia kami temui di sebuah taman di bilangan Prumpung, Jakarta
Kami, yang datang sebanyak 3 orang, mulai terlibat obrolan yang menyenangkan
Kami bertanya tentang apa yang dirasakan anak gadis ini
Dia pun bercerita tentang pengalaman pahitnya di jalanan
Kami juga bertanya apa yang menjadi harapan dan angan-angannya kelak,
dan menawarkan bantuan agar dia terbebas dari tempat semacam ini
Dia tersenyum, dan menawarkan minuman ringan dagangannya
Tak terasa, sudah banyak sekali yang disampaikan gadis ini
Harapannya tak banyak, angan-angannya tak muluk-muluk
Dia tampak senang sekali, saat mengetahui, kami datang untuk menanyakan kabarnya
Dia tampak bahagia, dan berharap kami sering datang untuk mendengar kisahnya
Ya, kami kembali tersenyum, dan berjanji untuk mau menjadi sahabatnya
Sayang, kami harus kembali,
kemudian, salah seorang teman bertanya,
"Isah, kami harus bayar berapa untuk minuman ini?"
Dia hanya diam
Namun, tiba-tiba wajahnya memerah
Matanya berkaca-kaca
Sambil di pegangnya botol-botol itu, dia menatap kami satu-persatu
Nanar...
Dia mulai menangis...
Kami mulai bingung
Wajahnya menunduk, airmatanya berlinang...
"Mas, dan Mbak semua jahat
Mas bukan teman Isah
Nggak ada bedanya sama orang-orang itu!"
"Isah ikhlas kasih itu buat Mas, nggak minta bayaran!
Kenapa Mas anggap Isah jualan buat gituan...?"
ucapnya lirih, menahan tangis
Rupanya, dia merasa tersinggung,
karena kami menganggap minuman itu sama dengan jasa yang dia berikan
Akhirnya kami bertiga berusaha menenangkannya dan meminta maaf
Dia bisa memahami setelah menjelaskan sikap kami
Dia pun kembali tersenyum
(*) Kesimpulan :
Sahabatku, begitulah, harga diri, kehormatan yang dimiliki Isah,
tetap tak bernilai di dalam dirinya
Ia, walaupun terpojok dengan profesi yang harus di jalaninya,
tetap memiliki kebanggaan diri sebagai manusia,
yang tak mau di lecehkan
Tekadnya tetap kuat, perasaannya tetap murni,
bahwa tiap orang, tak pantas untuk dilecehkan,
tak pantas untuk mendapat perlakuan tak setara
Adakah kebanggaan diri itu terpatri dalam diri kita?
Begitulah, saat ini, saya merasa beruntung sekali,
melewatkan malam ulang tahun saya, bersama mereka, Ayla
Kebetulan, pada malam ini pula, mereka mementaskan teater musik,
yang berkisah tentang dunia yang mereka jalani
Sebuah teater yang menarik,
dengan semua pemain yang terdiri dari para Ayla
Walaupun mereka bercerita, pada saat latihan, sering harus terhenti,
karena ada yang menangis saat memainkan peran-peran itu
Ya, saya bersyukur sekali kepada Allah,
dapat menghabiskan malam ini bersama mereka
Menjadi teman bagi mereka,
menjadi telinga bagi mereka
Saya senang sekali dapat menjadi orang yang mereka percayai,
orang yang mereka anggap sahabat, pelindung,
dan menjadi tempat untuk bercerita
Ada banyak hikmah dan pelajaran yang saya dapat dari mereka,
dan hal itu, membuat saya semakin lengkap menjadi manusia
Sekali lagi, terima kasih
Semoga Allah, akan menguatkan jemari ini untuk tetap menuliskan semua hikmah-hikmah-Nya
Semoga Allah, akan memberikan kekuatan pada saya untuk dapat meneruskan semua pelajaran yang diberikan-Nya
Semoga Allah memberikan saya kekuatan, dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan-Nya
Aamiin... Allahuma Aamiin......
Hope you are well and please do take care
Wassalamualaikum wr wb. Salam hangat!!
(Tulisan dari sahabat Irfan)
***
Referensi :
Minggu, 01 November @ 19:35
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/11/cerita-ayla.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar