Minggu, 24 November 2013
Empat Isteri
~*~ Empat Isteri ~*~
Suatu ketika ada pedangang yang kaya raya,
ia memiliki empat istri yang selalu setia menemaninya
Dia mencintai istrinya yang keempat
dan menganugrahinya harta dan kesenangan yang banyak
Sebab dialah yang tercantik diantara semua istrinya
Pria ini selalu memberikan yang terbaik untuk istri keempatnya ini
Pedagang itu juga mencintai istirinya yang ketiga
Dia sangat bangga dengan istrinya ini dan selalu memperkenalkan wanita ini kepada teman-temannya
Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain
Begitu juga dengan istri kedua,
ia pun sangat menyayukainya
Ia adalah istri yang sabar dan pengertian
Kapanpun pedagang ini mendapat masalah,
dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini
Dialah tempat bergantung
Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melewati masa-masa yang sulit
Sama halnya dengan istri yang pertama
Dia adalah pasangan yang sangat setia
Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini
Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami
Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya
Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya,
namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya
Suatu ketika, si pedagang sakit
Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal
Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati,
“Saat ini, aku punya 4 orang istri
Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri
Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri”
Lalu, ia meminta semua istrinya datang,
dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya
“Kaulah yang paling kucintai,
kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah
Nah, sekarang, aku akan mati,
maukah kau mendampingiku dan menemaniku?”
Ia terdiam,
“Tentu saja tidak..“
jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi
Jawaban itu sangat menyakitkan hati
Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga
“Aku pun mencintaimu sepenuh hati,
dan saat ini, hidupku akan berakhir
Maukah kau ikut denganku,
dan menemani akhir hayatku?”
Istrinya menjawab,
“Hidup begitu indah disini
Aku akan menikah lagi jika kau mati...”
Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini
Badannya mulai merasa demam
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya
“Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah
Dan kau selalu mau membantuku
Kini, aku butuh sekali pertolonganmu
Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku?”
Sang istri menjawab pelan
“Maafkan aku,”
ujarnya
“Aku tak bisa menolongmu kali ini
Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja
Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu”
Jawaban itu seperti kilat yang menyambar
Sang pedagang kini merasa putus asa
Tiba-tiba terdengar sebuah suara,
“Aku akan tinggal denganmu
Aku akan ikut kemanapun kau pergi
Aku, tak akan meninggalkanmu,
aku akan setia bersamamu”
Sang pedagang lalu menoleh ke samping,
dan mendapati istri pertamanya disana
Dia tampak begitu kurus
Badannya tampak seperti orang yang kelaparan
Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam,
“Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu,
tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku”
(*) Kesimpulan :
Sahabatku, sesungguhnya kita punya empat orang istri dalam hidup ini
Istri yang keempat, adalah tubuh kita
Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita
supaya tampak indah dan gagah,
semuanya akan hilang
Ia akan pergi segera kalau kita meninggal
Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya
Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain
Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman
Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka,
mereka tak akan bisa bersama kita selamanya
Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita
Sahabatku, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita
Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya
Demi kekayaan dan kesenangan pribadi
Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah ....
Yang mampu untuk terus setia
Dan mendampingi kemanapun kita melangkah
Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak !!
Jadi, selagi mampu,
Perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak
Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari.
(cerita ini saya dengarkan dari ceramah Aa Gym)
Jazakumullah telah membaca cerita ini...
semoga bermanfaat...
***
Referensi :
Rabu, 28 Oktober @ 08:23
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2009/10/cerita-empat-istri.html
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar