Minggu, 24 November 2013

Filosofi Burung Angsa





~*~  Filosofi Burung Angsa  ~*~



Sebuah renungan bagi kita semua

Kalau kita tinggal di negara empat musim,
maka pada musim gugur akan terlihat rombongan burung angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin
Burung-burung angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V"

Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan burung angsa tersebut
terbang dengan formasi "V"

(*)
Fakta:

Saat setiap burung mengepakkan sayapnya,
hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya
Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus “dinding udara” di depannya
Dengan terbang dalam formasi "V",
seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh
daripada kalau setiap burung terbang sendirian

Pelajaran:

Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama
serta saling membagi dalam komunitas
mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah

Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong
dan mendukung satu dengan yang lain


(*)
Fakta:

Kalau seekor burung angsa terbang keluar dari formasi rombongan,
ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian

Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan
dari daya dukung yang diberikan burung di depannya

Pelajaran:

Kalau kita memiliki cukup logika umum
seperti seekor burung angsa,
kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan

Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya
Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri
daripada melakukannya bersama-sama


(*)
Fakta:

Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah,
ia terbang memutar ke belakang formasi,
dan burung angsa lain akan terbang menggantikan posisinya

Pelajaran:

Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian
dan memimpin secara bersama

Seperti halnya burung angsa,
manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan,
kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia,
talenta atau sumber daya lainnya


(*)
Fakta:

Burung-burung angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang
untuk memberikan semangat kepada burung angsa yang terbang di depan
sehingga kecepatan terbang dapat dijaga

Pelajaran:

Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan
Dalam kelompok yang saling menguatkan,
hasil yang dicapai menjadi lebih besar

Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan)
adalah kualitas suara yang kita cari

Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan
dan bukan melemahkan


(*)
Fakta:

Ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh,
dua burung angsa yang lain akan ikut keluar dari formasi bersama burung angsa tersebut
dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi

Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu
sampai ia mati atau dapat terbang lagi
Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri
atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka

Pelajaran:

Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung angsa,
kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka,
sama seperti ketika segalanya baik

Jadi apa keuntungan yang kita dapat dari perdebatan tak berujung
karena perbedaan?
Bukankah lebih baik kita bahu membahu
saling mengisi kekurangan kita?
Mencari solusi terbaik bersama-sama disaat kita berbeda pandangan?
Ingatlah kawan, bangsa ini bukan hanya milik kita
tapi milik penerus dan keturunan kita juga

Akankah kita mewariskan bangsa ini pada penerus kita bangsa yang carut marut tanpa arti?
Jawabannya ada pada sahabat sekalian

"Burung angsa pun bisa melakukannya, bagaimana dengan kita, sahabat?"

Semoga filosofi ini bermanfaat buat kita semua

Terimakasih telah membaca,... Salam Motivasi





***
Referensi :
Jum'at, 23 Februari 2010 @ 10:10
Oleh Jihaduddin Fikri Amrullah
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/certa-filosofi-burung-angsa.html
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar