~*~ Kenangan Ayahku ~*~
Sahabat,
Alkisah suatu ketika, ada seorang anak yang menangis menemui guru kesayangannya
Sang anak rela berjalan jauh mendatangi rumah gurunya tersebut
Anak itu berumur sekitar 12 tahun
Namanya Ade
“Pak Guru, aku benci pada Ayahku!... Benci sekali!”
teriaknya sambil mendekati gurunya
“Tenang dulu Ade... tenang...”
sang guru mencoba menenangkan Ade,
anak yang menangis tersedu-sedu, sambil memeluk dirinya
“Kenapa Ade membenci Ayah?
Coba katakan dengan tenang”
”Pak Guru, Ayah sering membentakku...
Ayah sering menjewerku!
Baru saja, saya dimarahin...
Pokoknya aku benci dia!”
jawab Ade sambil menangis
”Tenang, dulu Ade...”
ucap Gurunya, sambil mengambil sebuah kertas dan pena,
yang kemudian di berikan kepada Ade
”Coba Ade tuliskan di kertas ini,
apa saja kekurangan Ayah Ade,
sejak Ade masih kecil hingga sekarang...”
kata sang guru kepada Ade
Ade terheran-heran sambil mengusap air matanya
Dia menatap kertas yang disodorkan gurunya
Perlahan-lahan Ade mulai menuliskannya satu persatu kekurangan Ayahnya
Ayahnya yang suka membentak, suka menjewer dia, dan marah-marah
Dia tulis satu persatu dalam kertas tersebut
”Sudah Ade?...
Kalau sudah, sekarang coba tuliskan segala kelebihan dan kebaikan Ayahmu,
sejak Ade masih kecil sekali hingga sekarang...
Ayo, tuliskan...”
pinta gurunya
Sejenak Ade berfikir, dengan pandangan condong keatas,
mencoba mengingat masa lalunya
Hingga satu persatu ia tuliskan kelebihan dan kebaikan ayahnya
Ayahnya yang suka membelikan dia mainan,
mengajak bermain di taman, menggendongnya, membelikan es krim,
menemaninya belajar, dan lainnya
”Sudah Ade?”
tanya sang guru dengan halus
Adepun menganggukkan kepalanya,
sambil menatap wajah sang guru
”Nah coba perhatikan, ternyata jauh lebih banyak kebaikan dan kelebihan Ayahmu,
dibandingkan kekurangan dan keburukan Ayahmu
Lalu kenapa Ade masih membenci beliau?
Harusnya Ade, bersyukur kepada Allah,
karena diberikan Ayah yang mencintaimu”
”Tahukah Ade, ketika engkau masih berada dalam kandungan ibu
Ayah sangat senang mendengar bahwa beliau akan menjadi seorang ayah
Beliau memberitahu kepada seluruh temannya
Dengan bangga dia bercerita bahwa ia akan menjadi bapak
Anak ini Insya Allah akan menjadi anak yang sholeh atau sholehah,
berguna bagi Agama, bangsa dan negara
Itulah kata-kata yang dicapkan Ayahmu kepada teman-temannya”
”Tahukah engkau, ketika ibumu akan melahirkan dirimu?
Beliau pontang-panting mencari bidan terbaik,
agar engkau lahir di dunia ini dengan sehat dan sempurna
Beliau tak peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan
Hingga tiba saatnya beliau menangis bahagia ketika melihat dirimu lahir dengan sehat
Sujud syukur dia lakukan 'tuk mensyukuri karunia-Nya,
sambil berdoa agar dirimu menjadi anak yang sholeh, dan berbakti”
Tahukah engkau, ketika engkau masih bayi,
Ayahmu dan Ibumulah yang membersihkan kotoranmu
Ketika engkau sulit bernafas karena pilek,
beliau yang menyedot kotoran hidungmu dengan mulut beliau...
Pasti engkau ingat Ade?
Ketika engkau harus sekolah,
beliau harus membelikan seragam, buku, sepatu, dan lain-lian untukmu
Tahukah engkau Ade, bahwa beliau harus hutang sana sini untuk membelikan itu semua
Beliau merelakan bekerja seharian untuk membayar hutang-hutang itu”
”Lalu, apakah pantas Ade membenci Beliau?”
tanya sang guru
Ade menunduk, dan air matanya mengalir kembali
”Tidak pantas Pak Guru”
jawabnya lirih sambil tersedu-sedu
”Nah, pulanglah segera
Pasti beliau sedang mencarimu kemana-mana karena mengkhwatirkanmu
Minta maaflah kepada Beliau
Dan berjanjilah akan menjadi anak yang sholeh
yang berbakti kepada orang tua..”
”Tok... tok... tok... Assalamualaikum!”
tiba-tiba terdengar seorang tamu mengetok pintu rumah
“waalaikum salam!”
Pak Guru segera membukakan pintu
Ade terperanjat kaget melihat seorang pria yang berada di depan pintu itu
Adepun langsung beranjak berdiri dan memeluknya
Ya, tamu itu adalah ayahnya yang sedang mencari Ade
Sang Guru hanya menatap terharu melihatnya mereka berdua berpelukan
***
Sahabatku, mungkin kisah ini sama dengan pengalaman kita kepada Ayahanda kita
Mungkin ada diantara kita yang masih membenci Ayah kita,
karena sikapnya yang tidak sesuai dengan harapan kita
Sudahkah engkau mengingat jasa beliau kepada kita,
sebelum mengingat kekurangan beliau?
Sahabat, ketahuilah...
Ayah kita adalah sebaik-baik lelaki yang mencintai kita
Mungkin sikapnya tidak sesuai dengan harapan kita
Tapi yakinlah, jangan pernah meragukan, akan ketulusan dan kebesaraan cintanya kepada kita
Yakinlah itu sahabat...
Terimakasih, telah membaca
Semoga bermanfaat
Salam motivasi dari sahabatmu...
***
Referensi :
Kamis, 15 April 2010 @ 07:48
Jihaduddin Fikri A
http://ceceem.blogspot.com/2010/04/cerita-ayahku.html
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar