Sabtu, 03 Mei 2014
Jeruk Busuk Rasa Manis
~*~ Jeruk Busuk Rasa Manis ~*~
Suatu hari, ketika saya sedang menjenguk salah satu saudara yang tengah dirawat di rumah sakit,
terdengar suara makian keras dari pasien sebelah,
"Bawa jeruk kok busuk, mau ngeracunin saya?
biar saya cepat mati?"
Suara marah itu berasal dari lelaki tua
yang kedatangan salah satu keluarganya
dengan membawa jeruk
Boleh jadi benar, bahwa beberapa jeruk dalam jinjingan itu busuk
atau masam
Meski tidak semua jeruk yang dibawanya itu busuk
dan sangat kebetulan yang terambil pertama oleh si pasien yang busuk
Dan tanpa bertanya lagi,
marahlah ia kepada si pembawa jeruk
Sebenarnya, boleh dibilang wajar jika seorang pasien marah lantaran kondisinya labil dan kesehatannya terganggu
Ketika ia marah karena jeruk yang dibawa salah satu keluarganya itu busuk,
mungkin itu hanya pemicu dari segunung emosi yang terpendam selama berhari-hari di rumah sakit
Penat, bosan, jenuh, mual, pusing, panas,
dan berbagai perasaan yang menderanya selama berhari-hari,
belum lagi ditambah dengan bisingnya rumah sakit,
perawat yang kadang tak ramah,
keluarga yang mulai uring-uringan karena kepala keluarganya sekian hari tak bekerja,
semuanya membuat dadanya bergemuruh
Lalu datanglah salah satu saudaranya dengan setangkai ketulusan berjinjing jeruk
Namun karena jeruk yang dibawanya itu tak bagus, marahlah ia
Wajar. Sekali lagi wajar
Tetapi tidak dengan peristiwa lain yang hampir mirip terjadi di acara keluarga besar belum lama ini
Seorang keluarga yang tengah diberi ujian Allah
menjalani kehidupannya dalam ekonomi menengah ke bawah,
berupaya untuk tetap berpartisipasi dalam acara keluarga besar tersebut
Tiba-tiba,
"Kalau nggak mampu beli jeruk yang bagus,
mending nggak usah beli
Jeruk asam gini siapa yang mau makan?"
suara itu terdengar di tengah-tengah keluarga
dan membuat malu keluarga yang baru datang itu
Pupuslah senyum keluarga itu,
rusaklah acara kangen-kangenan keluarga oleh kalimat tersebut
Si empunya suara mungkin hanya melihat dari jeruk masam itu,
tapi ia tak mampu melihat apa yang sudah dilakukan satu keluarga itu
untuk bisa membawa sekantong jeruk yang boleh jadi harganya tak seberapa
Harga sekantong jeruk mungkin tak lebih dari sepuluh ribu rupiah
Tapi tahukah seberapa besar pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu untuk membelinya?
Rumahnya sangat jauh dari rumah tempat acara keluarga,
dan sedikitnya tiga kali tukar angkutan umum
Sepuluh ribu itu seharusnya bisa untuk makan satu hari satu keluarga
Boleh jadi mereka akan menggadaikan satu hari mereka tanpa lauk pauk di rumah
Atau jangan-jangan pagi hari sebelum berangkat,
tak satu pun dari anggota keluarga itu sempat menyantap sarapan
karena uangnya dipakai untuk membeli jeruk
Yang lebih parah, mungkin juga mereka rela berjalan kaki dari jarak yang sangat jauh
dan memilih tak menumpang satu dari tiga angkutan umum yang seharusnya
"Ongkos bisnya kita belikan jeruk saja ya, buat bawaan
Nggak enak kalau nggak bawa apa-apa"
kata si Ayah kepada keluarganya
Kalimat sang Ayah itu, hanya bisa dijawab dengan tegukan ludah kering si kecil yang sudah tak sanggup menahan lelah dan panas
berjalan beberapa ratus meter
Tak tega, Ayah yang bijak itu pun menggendong gadis kecil yang hampir pingsan itu
Ia tetap memaksakan hati untuk tega demi bisa membeli harga dari di depan keluarga besarnya
walau hanya dengan sekantong jeruk
Menahan tangisnya saat mendengar lenguhan nafas
seluruh anggota keluarganya sambil berkali-kali membungkuk,
jongkok, atau bahkan singgah sesaat untuk mengumpulkan tenaga
Itu dilakukannya demi mendapatkan sambutan hangat keluarga besar
karena menjinjing sesuatu
Setibanya di tempat acara,
sebuah rumah besar milik salah satu keluarga jauh yang sukses,
menebar senyum di depan seluruh keluarga yang sudah hadir
sambil bangga bisa membawa sejinjing jeruk,
lupa sudah lelah satu setengah jam berjalan kaki,
tak ingat lagi terik yang memanggang tenggorokan,
bertukar dengan sejumput rindu berjumpa keluarga
Namun, terasa sakit telinga,
layaknya dibakar dua matahari siang
Lebih panas dari sengatan yang belum lama memanggang kulit,
ketika kalimat itu terdengar,
"Jeruk asam begini kok dibawa..."
Duh....
Jika semua tahu pengorbanan yang dilakukan satu keluarga itu
hanya untuk bisa menjinjing sekantong jeruk tadi,
pastilah semua jeruk asam itu akan terasa manis
Jauh lebih manis dari buah apa pun yang dibawa keluarga lain
yang tak punya masalah keuangan
Yang bisa datang dengan kendaraan pribadi
atau naik taksi dengan ongkos yang cukup
untuk membeli sepeti jeruk manis dan segar
Mampukah kita melihat sedalam itu?
Sungguh, manisnya akan terasa lebih lama,
meski jeruknya sudah dimakan berhari-hari yang lalu
Gunakan perasaanmu ... bukan logika atau bahkan emosimu
jagalah ucapanmu,
karena sebuah perkataan dan waktu
adalah dua hal yang takkan bisa kau ulang kembali
salam motivasi
***
Referensi :
Bayu Gawtama
Kamis, 01 April 2010
http://bundadontworry.wordpress.com/2010/04/01/jeruk-busuk-rasa-manis/
*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar