Jumat, 02 Mei 2014

Kisah Minyak Goreng





~*~  Kisah Minyak Goreng  ~*~



Suatu ketika saya bertemu dengan seorang nenek
Dia, yang ringkih dengan kebaya bermotif kembang itu,
tampak sedang memegang sebuah kantong plastik
Hitam warnanya, dan tampak lusuh

Saya duduk disebelahnya, di atas sebuah metromini yang menuju ke stasiun KA
Dia sangat tua, tubuhnya membungkuk,
dan kersik di matanya tampak jelas
Matanya selalu berair, keriputnya, mirip dengan aliran sungai
Kelok-berkelok

Hmm... dia tampak tersenyum pada saya
Sayapun balas tersenyum

Dia bertanya, mau kemana
Saya pun menjawab mau kerja,
sambil bertanya, apa isi plastik yang dipegangnya

Minyak goreng, jawabnya
Ah, rupanya, dia baru saja mendapat jatah pembagian sembako
Pantas, dia tampak letih
Mungkin sudah seharian dia mengantri untuk mendapatkan minyak itu

Tanpa ditanya, dia kemudian bercerita,
bahwa minyak itu, akan dipakai untuk mengoreng tepung buat cucunya

Di saat sore, itulah yang bisa dia berikan buat cucunya
Dia berkata, cucunya sangat senang kalau digorengkan tepung
Sebab, dia tak punya banyak uang untuk membelikan yang lain
selain gorengan tepung buatannya
Itupun, tak bisa setiap hari disajikan
Karena, tak setiap hari dia bisa mendapatkan minyak dan tepung gratis


Degh. Saya terharu
Saya membayangkan betapa rasa itu begitu indah
Seorang nenek yang rela berpanas-panas untuk memberikan apa yang terbaik buat cucunya

Sang nenek, memberikan saya hikmah yang dalam sekali
Saya teringat pada Ibu

Allah memang maha bijak
Sang nenek hadir untuk menegur saya

Sudah beberapa saat waktu sebelumnya,
saya sering melupakan Ibu
Seringkali makanan yang disajikannya, saya lupakan begitu saja
Mungkin, karena saya yang terlalu sok sibuk dengan semua urusan kerja

Sering saat pulang ke rumah,
saya menemukan nasi goreng yang masih tersaji di meja,
yang belum saya sentuh sejak pagi

Sering juga saya tak sempat merasakan masakan Ibu di rumah saat kembali,
karena telah makan di tempat lain

Saya sedih, saat membayangkan itu semua
Dan Ibu pun sering mengeluh dengan hal ini
Saya merasa bersalah sekali

Saya bisa rasakan, Ibu pasti memberikan harapan yang banyak untuk semua yang telah dimasaknya buat saya
Tentu, saat memasukkan bumbu-bumbu,
dia juga memasukkan kasih dan cintanya buat saya

Dia pasti juga akan menambahkan doa-doa
dan keinginan yang terbaik buat saya

Dia pasti, mengolah semua masakan itu,
mengaduk, mencampur, dan menguleni, sama seperti dia merawat dan mengasihi saya

Menyentuh dengan lembut, mengelus,
seperti dia mengelus kepala saya di waktu kecil


Metromini telah sampai
Setelah mengucap salam pada nenek itu, saya pun turun
Namun, saya punya punya keinginan hari itu

Mulai esok hari, saya akan menyantap semua yang Ibu berikan buat saya
Apapun yang diberikannya
Karena saya yakin, itulah bentuk ungkapan rasa cinta saya padanya

Saya percaya, itulah yang dapat saya berikan sebagai penghargaan buatnya
Saya berharap, tak akan ada lagi makanan yang tersisa
Saya ingin membahagiakan Ibu

Terima kasih Nek...

Trimakasih telah membaca cerita ini ....





Semoga bermanfaat bagi kita....


***
Referensi :
Sabtu, 05 September 2009 @ 12:55
oleh aaronspark
dari kaskus
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar