Jumat, 02 Mei 2014

Tempayan Retak





~*~  Tempayan Retak  ~*~



Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar,
masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan,
yang dibawa menyilang pada bahunya

Satu dari tempayan itu retak,
yang satunya tidak

Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh dari mata air ke rumah majikannya,
sedang tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari
Si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya,
karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna
Namun si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari yang seharusnya dapat diberikannnya

Tertekan oleh kegagalan ini,
tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,

"Saya sungguh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu"


"Kenapa?"
tanya si tukang air


"Kenapa kamu merasa malu?"


"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita
Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi"
kata tempayan itu


Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak dan berkata,

"Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan"

Benar, ketika mereka naik ke bukit,
si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan,
dan itu membuatnya sedikit terhibur


Kata tukang air kepada tempayan retak,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu
tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu
Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu,
dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
kamu mengairi benih-benih itu
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita
Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya,
majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang"



***
Sahabatku, setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri
Kita semua adalah tempayan retak

Di mata Allah yang Maha Bijaksana, tak ada yang terbuang percuma
Jangan takut akan kekuranganmu
Kenalilah kelemahanmu dan yakinlah kamu mempunyai kelebihan yang Allah anugerahkan kepadamu

Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
justru terdapat kekuatan kita
Yakinlah, sahabatku...!

Jazakumullah telah membaca cerita ini....
semoga bermanfaat...




***
Referensi :
Jum'at, 29 Juni 2007
http://pribadi.wordpress.com/2007/06/29/kisah-tempayan-retak/
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar